REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang dokter bedah plastik dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19. Dia tertular penyakit mematikan tersebut setelah memberikan tindakan filler bibir pada pasien Covid-19 asimtomatik.
Penularan ini menjadi sorotan karena sang dokter menerapkan semua protokol kesehatan selama menangani pasien tersebut. Dokter bedah plastik bernama Dr Payman Simoni ini melakukan prosedor injeksi bibir kepada seorang pasien perempuan pada bulan lalu.
Pasien tersebut tampak sehat dan suhu tubuhnya pun normal. Saat itu, Dr Simoni melakukan prosedur injeksi bibir dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, termasuk penggunaan masker.
"Ya dia menggunakan masker sepanjang waktu, dia seorang dokter, dan dia menerapkan semua protokol," ujar Katy Amiri Younesi yang merupakan kerabat Dr Simoni, seperti dilansir Times Now News.
Beberapa hari setelahnya, pasien perempuan itu menghubungi klinik tempat Dr Simoni bekerja untuk memberi tahu dia baru saja dinyatakan positif Covid-19. Setelah mendapatkan kabar ini, Dr Simoni menjalani karantina mandiri.
Namun, setelah itu Dr Simoni mengalami gejala Covid-19 yang terus memburuk sehingga dia harus dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan bantuan ventilator. Dalam waktu singkat, kondisi Dr Simoni memburuk dan dia dibuat koma secara medis. Tak lama setelah itu, Dr Simoni mengalami hemoragik otak dan dinyatakan meninggal.
"Yang mengejutkan, sebelumnya dia sangat sehat," kata Younesi.
Ini bukan kali pertama penularan Covid-19 tak biasa dilaporkan. Di Korea Selatan, seorang individu dilaporkan tertular Covid-19 dari orang lain yang berjarak enam meter darinya.
Setelah itu, individu ini melakukan kontak dengan individu lain yang sehat selama lima menit. Beberapa orang lalu dinyatakan positif Covid-19 tanpa diketahui bagaimana mereka terpapar penyakit tersebut.