REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko membantah terpilihnya calon tunggal Kapolri, Komjen Listyo Sigit Prabowo karena kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia menilai, Listyo dipilih karena memiliki sejumlah kriteria yang menjadi pertimbangan utama yakni kapasitas, kapabilitas, loyalitas, dan juga integritas.
"Semua agregat indikator yang dikenali dari awal memunculkan sebuah agregat dan agregat itu seseorang akan dipilih begitu. Bukan karena macam-macam. Jangan diartikan macam-macam. Tapi seorang pimpinan puncak itu punya tanggung jawab yang luar biasa," jelas Moeldoko di kantornya, Rabu (20/1).
Moeldoko mengatakan, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Selain bertanggung jawab dan memiliki integritas, pemimpin juga harus memiliki sikap loyalitas pada negara.
"Itu beberapa hal yang menjadi pertimbangan seseorang untuk bisa menduduki jabatan tertinggi di organisasi. Jadi pertimbangannya seperti itu. Bukan yang lain," ujarnya.
Lebih lanjut, Moeldoko juga tak mempermasalahkan terkait senioritas angkatan dalam penunjukan calon Kapolri baru. Namun menurutnya, hal ini juga turut menjadi salah satu pertimbangan.
"Pasti Presiden sudah memikirkan untuk kepentingan yang lebih besar, maka ada pertimbangan lain. Inikan pilihan-pilihan. Pilihan pertama pendekatan senioritas, pilihan kedua pendekatan beberapa persyaratan tadi," katanya.
Seperti diketahui, Komisi III DPR secara mufakat telah menyetujui calon kapolri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri ke-25 menggantikan Jenderal Idham Azis. Keputusan tersebut diambil dalam rapat pengambilan keputusan terhadap hasil uji kepatutan dan kelayakan calon kapolri.