Rabu 20 Jan 2021 18:54 WIB

Istana: Perpanjangan PPKM Tergantung Disiplin Masyarakat

Moeldoko mengatakan perpanjangan PPKM tergantung disiplin masyarakat.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Bayu Hermawan
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istana kepresidenan menegaskan bahwa pengambilan kebijakan untuk membatasi kegiatan sangat bergantung terhadap tingkat disiplin masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebutkan, bila memang diketahui tren penularan Covid-19 masih tinggi dan disiplin masyarakat rendah, maka tidak menutup kemungkinan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diperpanjang. 

"Case-case yang selama ini berjalan seperti PSBB kan itu menggunakan pertimbangan dua minggu. Setelah itu baru dievalusi kembali selama dua minggu. Jadi bukan berarti dua minggu itu selesai," ujar Moeldoko. 

Baca Juga

Pemerintah sendiri telah menjalankan PPKM selama dua pekan, 11-25 Januari 2021. Upaya ini dilakukan untuk menekan penularan Covid-19 terutama di zona-zona merah. Namun, pelaksanaan PPKM ini masih perlu dievaluasi lantaran tren penularan masih saja menanjak sampai hari ini. 

"Kalau nanti dalam dua minggu itu ternyata tingkat kesadaran masyarakat belum tinggi, disiplinnya semakin hari semakin menurun dan seterusnya pasti akan ada langkah-langkah berikutnya yang ya sifatnya sama bagaimana pembatasan itu," katanya.

Kementerian Dalam Negeri telah menyampaikan pernyataan bahwa PPKM diperpanjang dua pekan ke depan. Langkah ini disebut telah melalui pembahasan pada rapat kabinet. 

Hari ini, penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 mencapai 12.568 orang. Angkanya kembali melonjak setelah dalam tiga hari terakhir penambahan kasus tidak pernah tembus 12.000 orang per hari. Dengan kapasitas testing mencakup 43.748 orang, maka tingkat positif atau positivity rate Covid-19 pada Rabu (20/1) ini menyentuh 28,7 persen. 

Angka-angka tersebut memberi sedikit gambaran bagaimana perkembangan penanganan Covid-19 di Tanah Air saat ini. Setelah lebih dari 10 bulan pandemi melanda Indonesia, angka kasus harian justru semakin menanjak tinggi. 

Terhitung sejak 29 Desember 2020 lalu, Indonesia tidak pernah lagi mencatatkan penambahan kasus di bawah 6.000 orang per hari. Bahkan dalam dua pekan terakhir, hanya empat kali penambahan kasus harian di bawah 10.000 orang per hari.

Perburukan penularan Covid-19 juga terlihat pada tingkat positif harian yang meningkat dengan signifikan. Dalam dua pekan terakhir, tingkat positif Covid-19 harian tidak pernah di bawah 20 persen. Rekor positivity rate harian tercatat pada Ahad (17/1) lalu dengan 32,8 persen. 

Perlu jadi perhatian juga, total kumulatif kasus Covid-19 di Indonesia telah menyentuh 939.948 orang. Bila laju penambahan kasus harian tak bisa dibendung, maka bukan tidak mungkin jumlah kasus Covid-19 Indonesia tembus 1 juta orang. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement