Rabu 20 Jan 2021 20:04 WIB

Tak Ada Pembeli, Daging Sapi di Pasar Kerap Terbuang

Pedagang harus membuang stok daging yang sudah turun kualitasnya hingga membusuk.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Esthi Maharani
Alat cacah daging tersimpan di los daging saat aksi mogok jualan di pasar tradisional
Foto: Republika/Thoudy Badai
Alat cacah daging tersimpan di los daging saat aksi mogok jualan di pasar tradisional

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pedagang daging sapi di Kota Bekasi mogok berjualan. Hal ini dipicu oleh adanya kenaikan harga daging sapi di tingkat rumah pemotongan hewan (RPH). Di sisi lain, daya beli masyarakat turun akibat adanya pandemi Covid-19.

Kondisi ini membuat pedagang daging sapi gigit jari. Tak jarang, mereka harus membuang stoknya yang sudah turun kualitasnya hingga membusuk.

"Ini saya banyak stok daging beku yang enggak laku. Kalau kondisinya sudah seperti ini, ya saya buang," kata Rudi (34), pedagang daging sapi di Pasar Kranji Baru, Kota Bekasi, Rabu (20/1).

Dia menuturkan, selain banyak daging yang memburuk kualitasnya karena tidak laku dijual. Rudi juga terpaksa harus menjual rugi daging miliknya. Kondisi ini mulai terjadi sejak hari raya natal 2020.