REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pedagang daging sapi di Kota Bekasi mogok berjualan. Hal ini dipicu oleh adanya kenaikan harga daging sapi di tingkat rumah pemotongan hewan (RPH). Di sisi lain, daya beli masyarakat turun akibat adanya pandemi Covid-19.
Kondisi ini membuat pedagang daging sapi gigit jari. Tak jarang, mereka harus membuang stoknya yang sudah turun kualitasnya hingga membusuk.
"Ini saya banyak stok daging beku yang enggak laku. Kalau kondisinya sudah seperti ini, ya saya buang," kata Rudi (34), pedagang daging sapi di Pasar Kranji Baru, Kota Bekasi, Rabu (20/1).
Dia menuturkan, selain banyak daging yang memburuk kualitasnya karena tidak laku dijual. Rudi juga terpaksa harus menjual rugi daging miliknya. Kondisi ini mulai terjadi sejak hari raya natal 2020.