Rabu 20 Jan 2021 23:59 WIB

Edy Minta Pengelolaan Geopark Toba untuk Kemakmuran Warga

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi minta dilakukan penghijauan di Geopark Kaldera Toba

UNESCO tetapkan Kaldera Toba di Provinsi Sumatera jadi Global Geopark, Paris, Selasa (7/7)
Foto: dok KBRI Paris
UNESCO tetapkan Kaldera Toba di Provinsi Sumatera jadi Global Geopark, Paris, Selasa (7/7)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi meminta pengelolaan Geopark Kaldera Toba tetap diprioritaskan untuk kemakmuran warga kawasan Danau Toba.

"Pengelolaan Geopark Kaldera Toba harus tetap diprioritaskan untuk kemakmuran masyarakat kawasan Danau Toba sehingga program-program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perlu diperbanyak, " ujarnya di Medan, Rabu.

Gubernur Edy Rahmayadi menegaskan itu saat bertemu dengan pengurus Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark.

Menurut gubernur, masyarakat adalah paling utama dalam pengembangan Kaldera Toba Unesco Global Geopark.

Oleh karena itu, katanya, jangan sampai masyarakat kawasan tersebut hanya menjadi penonton.

"Masyarakat harus banyak terlibat dalam pengembangan tersebut. Ajak, gandeng mereka sehingga warga menjadi pelaku utama di kawasan Danau Toba," ujar gubernur.

Gubernur juga mengingatkan, perlunya dijadikan prioritas soal penghijauan kawasan Danau Toba, Salah satu penghijauan diusulkan gubernur dengan penanaman pohon kacang macademia.

Usulan itu, katanya, melihat tanaman kacang macademia itu cocok ditanam di daerah tangkapan air. Selain cocok dengan kondisi lahan, macademia juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Saya minta para pengurus membuat konsep yang nyata. Konsep kerja juga harus dibuat secara bertahap dan direncanakan target awalnya, "katanya.

Sekretaris Daerah Provinsi Sumut, R Sabrina, mengatakan, Kaldera Toba memiliki 16 geosite sehingga pengembangan Geopark Kaldera Toba harus dimulai oleh masing-masing geosite. Masing-masing geosite mesti merencanakan pengembangan untuk sarana atraksi, amenitas, dan akses (3A).

Ketua Harian Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark, Mangindar Simbolon, menyebutkan, ada tiga hal yang dipadukan dalam pembenahan pengelolaan Kaldera Toba.

Yang pertama dari sisi geologi Danau Toba memiliki nilai internasional. Kedua, keragaman biologi yang berasal dari proses pembentukan Kaldera Toba, sedangkan ketiga adalah keragaman budaya dan masyarakat yang dihuni beberapa etnis di kawasan Danau Toba.

Mangindar menyebutkan, untuk pemberdayaan masyarakat setempat, Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geoparkakan memfasilitasi dan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota masing-masing.

Pengelola Geosite Simanindo-Hutabolon-Batuhoda, Ombang Siboro mengatakan kemajuan Geopark bisa terlihat dari perkembangan geositenya. Dia mengakui, masyarakat adalah pelaku yang harus dilibatkan dalam pengembangan geosite.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement