REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Joe Biden mengambil sumpah jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada Rabu (20/1) waktu setempat. Ia menjadi presiden AS ke-46 ketika negara itu terpecah-belah dan menghadapi salah satu krisis yang paling buruk yang pernah terjadi.
Upacara pelantikan presiden tahun ini mencerminkan apa yang dihadapi Amerika. Pergantian kekuasaan damai yang menjadi tradisi AS tercoreng oleh serangan pendukung Donald Trump ke Capitol Hill. Pelantikan pun dijaga ketat oleh puluhan ribu tentara bersenjata lengkap.
Ketidakhadiran masyarakat yang biasanya memenuhi taman National Mall saat pelantikan presiden mewakili 400 ribu lebih warga AS yang meninggal dunia karena virus corona. Demi mencegah penularan lebih lanjut, warga AS hanya bisa menyaksikan upacara demokrasi itu di layar televisi.
Biden akan mengambil sumpah jabatan di hadapan ratusan ribu bendera yang mewakili masyarakat AS. Ia juga tidak akan mendapatkan jabatan tangan dan ucapan selamat dari pendahulunya, Trump, yang menolak menghadiri upacara pelantikan tersebut.