Kamis 21 Jan 2021 08:54 WIB

Petani di Banyuwangi Bakal Dapat Pupuk Organik Gratis

Produktivitas padi Banyuwangi melampaui target dengan surplus 350 ribu ton padi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Bilal Ramadhan
Petani melakukan penyemperotan untuk pengendalian hama padi di Kampung Anyar Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (2/3/2020).
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Petani melakukan penyemperotan untuk pengendalian hama padi di Kampung Anyar Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (2/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Para petani di Banyuwangi akan memperoleh pupuk organik gratis dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat. Bantuan ini setidaknya akan memenuhi kebutuhan 400 hektare (ha) lahan pertanian di tiap kecamatan.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan, pemberian bantuan pupuk organik gratis bersamaan dengan meningkatnya jatah pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat pada 2021. Pria disapa Anas ini berharap, upaya-upaya tersebut bisa menjaga ketahanan pangan daerah.

Seperti diketahui, Banyuwangi selama beberapa ini menjadi salah satu lumbung pangan di Jawa Timur (Jatim). Bahkan, produktivitas padi Banyuwangi melampaui target dengan surplus 350 ribu ton padi. Jumlah ini berhasil dicapai selama masa pandemi Covid-19, 2020 lalu.

Menurut Anas, pemberian subsidi pupuk organik gratis untuk 400 hektare per kecamatan akan diperuntukan tiap desa. Hal ini setidaknya setiap desa bisa mendapatkan sekitar 30 hingga 40 hektare pupuk organik cair gratis.

"Program ini juga telah berlangsung pada 2020," kata Anas dalam keterangan pers, Rabu (20/1).

Bantuan pupuk organik cair gratis diharapkan dapat membantu kebutuhan pupuk petani. Selain itu, petani juga bisa mulai beralih ke pertanian organik yang lebih ramah lingkungan. Ditambah lagi, prospek pasar pertanian organik juga cukup bagus ke depannya.

Selain pupuk, Anas mengungkapkan, hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pertanian. Masalah pasokan sumber daya air membuat Pemkab Banyuwangi harus gencar membangun Jaringan Irigasi Tersier (JIT) di desa.

Sistem irigasi ini sangat penting untuk mengatur air dari ke hulu agar rata ke irigasi kawasan pertanian. Keberadaan JIT juga akan berdampak pada meningkatnya produktivitas pertanian.

Efek yang bisa dirasakan petani antara lain penambahan indeks tanam yang semula hanya sekali dalam setahun menjadi dua kali atau lebih. Anas juga mengintruksikan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait untuk lebih ketat mengawasi lahan pertanian agar tidak berubah.

Salah satunya lahan pertanian di Desa Dasri yang telah dibangun jalan alternatif sepanjang 980 meter. Ia meminta area ini tetap menjadi kawasan persawahan sehingga bangunan tidak diperkenankan untuk berdiri di lokasi.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, Arief Setiawan turut menyinggung perihal pupuk subsidi dari pemerintah pusat. Menurut dia, Banyuwangi mendapat jatah melebihi target yang diperkirakan. Dari target 49 ribu ton, Banyuwangi justru mendapat 59 ribu ton pupuk urea.

Adapun mengenai petani yang bisa mendapatkan pupuk urea subsidi, mereka harus masuk dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Daftar ini disusun oleh kelompok tani didampingi petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di lokasi masing-masing. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dari pemerintah pusat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement