REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kereta rel listrik (KRL) Yogyakarta-Solo mulai melakukan uji cova dengan membawa penumpang secara terbatas sejak jenarin (20/1). Sebelumnya, KRL Yogyakarta-Solo sudah melakukan uji coba integrasi sistem menyeluruh selama beberapa bulan terakhir.
"Selama masa uji coba ini kami juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, stakeholders, dan instansi pemerintah terkait mengenai pelayanan, operasional, aturan, penggunaan tiket, dan tata tertib menggunakan KRL," kata Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Wiwik Widayanti dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (20/2).
Dia menjelaskan, kehadiran KRL Commuterline dapat menjadi pilihan transportasi urban bagi masyarakat di Yogyakarta, Solo, dan sekitarnya. Wiwik mengharapkan selama masa uji coba bisa mendapat masukan dari berbagai pihak terkait layanan KRL Yogyakarta-Solo agar dapat melayani masyarakat secara optimal ketika beroperasi secara penuh nantinya.
Uji coba dengan penumpang terbatas dimulai pada 20-31 Januari 2021 dengan undangan bagi pemerintah daerah di wilayah D.I Yogyakarta, pemerintah Daerah di Wilayah Jawa Tengah, serta media, dan komunitas. Sedangkan mulai 1 Februari sampai 7 Februari 2021 dilakukan uji coba bagi masyarakat umum dengan tarif satu rupiah.
"Namun selama pandemi ini peserta ujicoba dibatasi untuk menghindari kerumunan dan harus melakukan pendaftaran secara daring yang mekanismenya akan diinformasikan lebih lanjut," jelas Wiwik.
Dengan adanya KRL Yogyakarta-Solo, PT Kereta Api Indonesia (KAI) membuka kembali sejumlah stasiun di lintas Yogyakarta-Solo yang sebelumya tidak melayani pengguna kereta. Sejumlah stasiun tersebut adalah Gawok, Delanggu, Ceper, dan Srowot.
"Dengan dibukanya kembali stasiun-stasiun ini untuk melayani pengguna, kami berharap dapat meningkatkan akses transportasi masyarakat sekitar sekaligus mendorong kebangkitan ekonomi lokal di tengah pandemi Covid-19," jelas Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.