REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua kelompok warga saling serang di Jalan Manggarai II, Kelurahan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, selama dua hari berturut-turut. Setelah 22 tahun mereka hidup berdampingan, apa sebenarnya penyebab tawuran tersebut?
Dua kelompok warga yang tawuran itu padahal sama-sama warga RW 04 Kelurahan Manggarai. Kelompok pertama menamakan diri Gemtas. Mereka berdomisili di wilayah Manggarai Atas atau wilayah RT 6, RT 7, RT 8, RT 15, dan RT 17.
Kelompok kedua menamakan diri Tuyul. Mereka berdomisili di Manggarai Bawah atau masuk wilayah RT 9, RT 10, RT 11, RT 12, RT 13, dan RT 16.
Tawuran antara dua kelompok itu pertama kali pecah di Jalan Manggarai II pada Ahad (17/1) malam. Tawuran baru bisa dihentikan pada Senin (18/1) dini hari usai aparat kepolisian menembakkan gas air mata.
Tawuran pertama itu dipicu oleh anggota kelompok Tuyul yang mengarahkan tembakan kembang api ke wilayah Gemtas. Tak sampai 24 jam berselang, dua kelompok itu kembali saling serang di Jalan Manggarai II pada Senin (18/1) malam.
Tawuran dengan saling melempar batu itu juga baru berhasil dihentikan setelah aparat kepolisian melepaskan tembakan gas air mata, Senin malam. Kapolsek Tebet Kompol Budi Cahyono menjelaskan, tawuran yang kedua dipicu oleh aksi pelemparan air seni.
Pada Senin sore, kata dia, tiga anggota Tuyul melemparkan air kencing ke lapak angkringan milik Rizki (18 tahun), anggota kelompok Gemtas, yang berlokasi di dekat Stasiun Manggarai. Salah satu anggota kelompok Tuyul itu juga memukuli Rizki.