Kamis 21 Jan 2021 12:43 WIB

Jokowi: Kelas Menengah Jadi Tumpuan untuk Dongkrak Ekonomi

Di sisi lain, penerapan protokol kesehatan tetap menjadi kunci pemulihan ekonomi.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung memilih produk di pusat perbelanjaaan, Yogyakarta, Rabu (13/1). Pemberlakuan pengetatan terbatas kegiatan masyarakat (PTKM) di Yogyakarta berimbas anjloknya pengunjung pusat perbelanjaan. Selain itu, pusat perbelanjaan juga harus tutup lebih cepat pada 19.00 WIB. Masa PTKM berlangsung hingga 25 Januari mendatang.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pengunjung memilih produk di pusat perbelanjaaan, Yogyakarta, Rabu (13/1). Pemberlakuan pengetatan terbatas kegiatan masyarakat (PTKM) di Yogyakarta berimbas anjloknya pengunjung pusat perbelanjaan. Selain itu, pusat perbelanjaan juga harus tutup lebih cepat pada 19.00 WIB. Masa PTKM berlangsung hingga 25 Januari mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelas menengah punya peran paling penting untuk pemulihan ekonomi nasional tahun 2021. Dengan porsi yang besar, kelas menengah punya kontribusi yang besar pula terhadap peningkatan produk domestik bruto (PDB). Sayangnya, sampai awal 2021 ini belum terlihat adanya kenaikan permintaan konsumsi oleh kelas menengah secara signifikan. 

"Sebetulnya ruang paling besar untuk memperkuat, menaikkan, meningkatkan demand itu adalah kelas menengah. Yang sampai saat ini belum bergerak untuk demand-nya naik," ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Kompas100 CEO Forum, Kamis (21/1). 

Baca Juga

Untuk menjawab tantangan ini, ujar presiden, pemerintah terus menyalurkan bantuan sosial dan berbagai insentif untuk masyarakat. Termasuk, melalui bantuan bagi pelaku UMKM, insentif pajak, dan bantuan modal. Bantuan, ujar Jokowi, juga diberikan kepada para pekerja yang terdampak pandemi melalui kartu Prakerja. 

"Untuk apa, agar ada daya beli, agar ada konsumsi, agar ada demand," katanya. 

Namun di luar semua itu, Presiden tetap menekankan bahwa penerapan protokol kesehatan tetap menjadi kunci pemulihan ekonomi. Dengan protokol kesehatan, ujarnya, maka perlahan aktivitas ekonomi bisa pulih sepenuhnya. 

"Di pemerintah sendiri, terus laksanakan namanya testing, tracing, dan treatment. Itu harus terus diperbaiki," katanya. 

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi kembali menyampaikan optimismenya bahwa 2021 menjadi tahun perbaikan bagi ekonomi nasional. Sejumlah sektor industri yang kuat bertahan selama pandemi memberi kontribusi lebih banyak dalam pemulihan ekonomi. 

Beberapa industri yang disebut paling bertahan selama pandemi Covid-19, ujar presiden, adalah sektor pangan, farmasi dan kesehatan, teknologi, jasa keuangan, serta pendidikan. Industri tersebut terbukti bertahan meski ekonomi nasional dihantam pandemi dan melemahkan daya beli masyarakat. 

Kendati begitu, presiden menekankan masih ada pekerjaan rumah pemerintah untuk meningkatkan serapan bahan baku lokal terhadap industri nasional. Sektor pangan misalnya, Jokowi menekankan masih tingginya ketergantungan Indonesia terhadap produk impor.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement