Kamis 21 Jan 2021 12:50 WIB

Kebutuhan Daging Sapi Meningkat, Kementan akan Impor

Kebutuhan daging sapi dan kerbau diperkirakan meningkat menjadi 696.956 ton.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Kementan menyatakan stok daging sapi dan kerbau masih aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Foto: Kementan
Kementan menyatakan stok daging sapi dan kerbau masih aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Kesehatan Hewan, Direktorar Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan), Fadjar Sumping Tjatur Rasa, menegaskan stok daging sapi dan kerbau masih aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Namun kebutuhan daging diperkirakan akan meningkat, salah satu upaya Kementan memenuhi kebutuhan dengan impor daging.

Pada tahun 2021, kebutuhan daging sapi dan kerbau diperkirakan meningkat menjadi 696.956 ton. Sementara produksi dalam negeri di tahun 2021 juga diperkirakan meningkat dari tahun 2020 yaitu sebesar 425.978 ton.

Baca Juga

Selain produksi dalam negeri, masih terdapat sisa persediaan daging sapi dan kerbau impor dan sapi bakalan setara daging dari tahun 2020 sebesar 47.836 ton sehingga total stok dalam negeri tahun 2021 sebesar 473.814 ton.

Artinya, terdapat ada defisit daging sapi sebesar 223.142 ton. Demi memenuhi defisit tersebut, opsi importasi menjadi solusi seperti pada tahun-tahun sebelumnya.

"Untuk memenuhi kekurangan, pemerintah akan melakukan impor sapi bakalan 502 ribu ekor atau setara daging 112.503 ton, impor daging sapi 85.500 ton, serta impor daging sapi Brasil dan daging kerbau India dalam keadaan tertentu sebesar 100 ribu ton," kata Nasrullah dalam keterangannya, Kamis (21/1).

Dengan kalkulasi tersebut, stok hingga akhir 2021 diperkirakan sebesar 58.725 ton. Fadjar mengatakan, sisa persediaan itu diharapkan mampu memenuhi kebutuhan bulan Januari 2022.

Lebih lanjut, Fadjar menambahkan, pada 2021 ini sejatinya terjadi penurunan impor setara daging sebesar 13,01 persen dibandingkan dengan impor tahun 2020. “Kita berharap tren penurunan impor ini terus berlanjut sejalan dengan meningkatnya produksi daging dalam negeri,” kata dia.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah menyampaikan potensi produksi daging sapi dan kerbau dalam negeri di bulan Januari sebanyak 28,79 ribu ton. Sementara itu, kebutuhan konsumsi diperkirakan sekitar 56,72 ribu ton.

Situasi itu mencerminkan adanya defisit. Namun, Nasrullah menegaskan, defisit daging tentu dipenuhi dari stok daging sapi dan kerbau impor maupun pasokan sapi bakalan yang juga diimpor.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement