Kamis 21 Jan 2021 14:42 WIB

KBUMN: Klaster BUMN Pangan Tekan Ketergantungan Impor

Bergabungnya BGR Logistics diharapkan dapat mewujudkan layanan logistik terpadu.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan penguatan ketahanan pangan dengan sejumlah cara, salah satunya dengan membentuk klaster BUMN pangan. Klaster pangan ini dipimpin PT RNI dengan anggota klaster antara lain Perum Perikanan Indonesia, PT Berdikari, BGR Logistic, PT Garam, Perikanan Nusantara, PT Pertani, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, dan PT Sang Hyang Seri.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan penguatan ketahanan pangan dengan sejumlah cara, salah satunya dengan membentuk klaster BUMN pangan. Klaster pangan ini dipimpin PT RNI dengan anggota klaster antara lain Perum Perikanan Indonesia, PT Berdikari, BGR Logistic, PT Garam, Perikanan Nusantara, PT Pertani, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, dan PT Sang Hyang Seri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan penguatan ketahanan pangan dengan sejumlah cara, salah satunya dengan membentuk klaster BUMN pangan. Klaster pangan ini dipimpin PT RNI dengan anggota klaster antara lain Perum Perikanan Indonesia, PT Berdikari, BGR Logistic, PT Garam, Perikanan Nusantara, PT Pertani, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, dan PT Sang Hyang Seri.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansyury mengatakan ketahanan pangan menjadi fokus Kementerian BUMN bersama dua isu lain yakni ketahanan kesehatan dan energi. "Sektor (ketahanan pangan) ini sangat strategis dan pemerintah terus hadir untuk bisa menjaga ketahanan pangan," Webinar 11th Kompas100 CEO Forum bertajuk: 'Let's Collaborate; Rising in Pandemic Era' di Jakarta, Kamis (21/1).

Baca Juga

Pahala menerangkan pembentukan klaster pangan merupakan upaya Kementerian BUMN untuk meningkatkan koordinasi antar-BUMN sektor pangan. Dengan berada dalam satu klaster, lanjut Pahala, BUMN-BUMN tersebut bisa semakin intensif bersinergi dalam optimalisasi sumber daya masing-masing perusahaan. 

"Kalau selama ini Indonesia cukup besar melakukan impor bahan kebutuhan pangan, diharapkan dengan meningkatnya pertanian teknologi tinggi, pengembangan bioteknologi, dan ekspansi pembangunan pangan bisa membangun ketahanan pangan nasional," ucap Pahala.