Kamis 21 Jan 2021 15:50 WIB

Harga Daging Sapi di Bandung Diklaim Masih Wajar

Disdagin Kota Bandung menyebut kenaikan harga daging di sejumlah pasar masih wajar.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pedagang daging sapi melayani pembeli di kios daging. Ilustrasi
Foto: MUHAMMAD IQBAL/ANTARA
Pedagang daging sapi melayani pembeli di kios daging. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Harga komoditas daging sapi di Kota Bandung diklaim masih di ambang batas wajar. Saat ini, harga daging sapi per kilogram sebesar Rp 120 ribu hingga Rp 130 ribu sedangkan pada kondisi normal harganya sebesar Rp 110 ribu hingga Rp 120 ribu dan daging beku (impor) Rp 80 ribu per kilogram.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah mengatakan harga daging sapi di Pasar Kosambi dan Pasar Palasari sekitar Rp 120 ribu hingga Rp 130 ribu per kilogram. Ia menilai kenaikan harga masih di ambang batas wajar.

"Dua pasar itu masih kondusif harganya belum naik, tidak ada kenaikan yang signifikan," ujarnya, Kamis (21/1). Saat ini, pihaknya masih menunggu konfirmasi harga daging sapi di pasar lainnya.

Elly mengatakan dalam kondisi normal harga daging sapi sekitar Rp 110 ribu hingga Rp 120 ribu perkilogram. Ia menilai kenaikan harga daging sapi disebabkan suplai impor sapi dari Australia berkurang dan pemotongan sapi di rumah potong hewan (RPH) menurun.

Ia melanjutkan, sejumlah pedagang daging sapi di Pasar Ciroyom melakukan mogok berjualan. Sedangkan pedagang daging sapi di pasar tradisional lainnya diklaim tidak ada yang melakukan aksi serupa dan masih berjualan normal.

"Sapi lokalnya dibawah 10 persen, porsinya impor itu tinggi, Kota Bandung itu banyaknya sapi impor," katanya.

Salah seorang pedagang sapi di Pasar Kosambi, Yayah (56) mengatakan kenaikan harga daging sapi terjadi perlahan. Namun begitu, ia mengaku masih menjual daging sapi dengan harga wajar.

"Naiknya nggak langsung, mulai naik Rp 2 ribu, besoknya Rp 2 ribu, disini tetap jualan dengan harga Rp 120 ribu," ungkapnya

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement