Kamis 21 Jan 2021 15:46 WIB

Banjir Pekalongan, Lebih dari 12 Ribu Rumah Terendam

Saat ini banjir berangsur surut dan para pengungsi telah kembali pulang ke rumahnya.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Foto udara kondisi banjir di Clumprit, Degayu, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (20/1/2021). Kondisi banjir tersebut berangsur surut dan warga yang mengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumah mereka namun warga diharapkan tetap waspada dengan adanya banjir susulan dikarenakan intensitas curah hujan yang masih tinggi.
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Foto udara kondisi banjir di Clumprit, Degayu, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (20/1/2021). Kondisi banjir tersebut berangsur surut dan warga yang mengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumah mereka namun warga diharapkan tetap waspada dengan adanya banjir susulan dikarenakan intensitas curah hujan yang masih tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir yang menggenangi Kota Pekalongan, Jawa Tengah, yang terjadi pada Selasa (19/1) membuat lebih dari 12 ribu unit rumah terendam dan 191 orang mengungsi. Kendati demikian, banjir berangsur-angsur surut dan para pengungsi telah kembali pulang ke rumah masing-masing.

"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan melaporkan sebanyak 12.065 unit rumah terendam dan 191 jiwa mengungsi akibat bencana tersebut," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (21/1).

Baca Juga

Hingga saat ini, ia menyebutkan BPBD Kota Pekalongan melakukan kaji cepat bersama TNI/Polri, masyarakat dan relawan untuk melakukan pendataan guna melakukan evakuasi terhadap korban terdampak bencana. Selain itu, pihaknya juga melakukan monitoring dan pengecekan penyebab terjadi meluapnya Sungai Gabus.

Sedangkan dalam hal pengecekan kesehatan, BPBD Kota Pekalongan dibantu oleh Dinkes, PMI dan Dokkes Polri. Pemenuhan layanan kesehatan kepada para pengungsi dilakukan dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Selain itu, BPBD Pekalongan berkoordinasi dengan DinsosP2KB dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar dan logistik pengungsi. "Berdasarkan analisa InaRisk, Kota Pekalongan memiliki risiko bencana banjir tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada empat kecamatan dan 291.802 jiwa terpapar," katanya.

Lebih lanjut ia mengutip data laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang memantau Kota Pekalongan berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir. 

"BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga, ditengah musim hujan yang akan terjadi hingga Februari 2021," katanya.

Ia menambahkan, masyarakat dapat memantau informasi prakiraan cuaca melalui BMKG serta memeriksa potensi bencana disekitar wilayah melalui InaRisk.

Sebelumnya, banjir dengan tinggi muka air mencapai 120 sentimeter terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi dan meluapnya Sungai Gabus yang berdampak pada tiga kecamatan, antara lain Kecamatan Pekalongan Utara, Kecamatan Pekalongan Barat dan Kecamatan Pekalongan Timur.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement