Kamis 21 Jan 2021 18:12 WIB

Korban Banjir Gunung Mas Tersebar di Beberapa Lokasi

Petugas gabungan melakukan pengamanan dan pengawasan kampung yang ditinggal warganya

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Hiru Muhammad
Kondisi pengungsian warga Komplek Gunung Mas Puncak, Kabupaten Bogor yang terdampak banjir bandang, di Wisma Gunung Mas, Selasa (19/2).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Kondisi pengungsian warga Komplek Gunung Mas Puncak, Kabupaten Bogor yang terdampak banjir bandang, di Wisma Gunung Mas, Selasa (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Ratusan warga korban banjir bandang di Komplek Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor masih mengungsi di sejumlah titik lokasi pengungsian. Sejumlah warga ada yang mengungsi di pondokan milik Agro Wisata Gunung Mas, ada juga yang ke empat titik lokasi pengungsian lain, yakni di Kampunf Rawa Dulang, Kampung Cirohani, Kampung Pensiunan dan Kampung Citeko yang masih berada di Desa Tugu Selatan.

Di salah satu titik pengungsian yang didatangi Republika,  Kampung Cirohani, kebanyakan warga yang mengungsi di titik ini pergi ke tempat sanak saudaranya sendiri. Hal itu diungkapkan  Ketua RW 01 Cirohani, Dody Iskandar (40 tahun).“Kebanyakan yang di sini memang ngungsi di rumah keluarganya sendiri,” ujar Dody, Kamis (21/1).

Saat ini, sejumlah warga telah menerima bantuan seperti bahan makanan pokok, termasuk susu bayi dan pampers. Per-hari ini, Dody mengatakan, bantuan selimut dan matras yang juga dibutuhkan warga, baru datang hari ini.“Cuma saat ini pakaian dalam anak-anak belum ada, jadi kami lagi minta ke posko pusat yang ada di Wisma Gunung Mas,” tuturnya.

Di Kampung Cirohani, salah satu rumah warga dihuni oleh lima kepala keluarga (KK) dengan jumlah lebih dari 20 jiwa. Tidak hanya orang dewasa, di rumah tersebut anak-anak serta bayi juga turut mengungsi.

Salah seorang warga yang tinggal di sana, Saepudin (60 tahun) mengaku ingin segera kembali ke rumahnya. Namun, hal itu tidak bisa dilakukan sesegara mungkin, sebab rumahnya sendiri rusak akibat terkena banjir bandang. “Saya ada niat balik, tapi kondisi rumah rusak. Cuma diperkirakan bisa diperbaiki,” tuturnya.

Saepudin lebih memilih untuk tinggal sementara di rumah saudaranya, walaupun harus berjejalan dengan empat KK lain. Meski demikian, dirinya tetap merasa lebih nyaman sebab masih bersama dengan saudaranya sendiri.

Namun, Saepudin merasa tidak tenang ingin segera kembali ke rumahnya. Selain untuk membersihkan dan memperbaiki rumahnya, dia juga ingin kembali memastikan barangnya yang hilang pasca terjadi bencana.“Pascabencana sudah lihat (rumah), ada barang hilang, yaitu perhiasan dan uang, saya ditinggalkan saat bencana terjadi,” tuturnya.

Berbeda dengan Saepudin, Erlin (21 tahun) mengaku tidak ingin kembali ke rumahnya lantaran merasa trauma. Dirinya pun sedih melihat anaknya yang masih berusia 1 tahun tampak shock setelah dibawanya secara mendadak saat kejadian banjir bandang berlangsung.“Saya nggak mau kembali, trauma. Anak saya juga jadi diem aja, ngelamun,” ujar Erlin dengan suara terbata-bata.

Dia menceritakan, saat kejadian, Erlin hendak memandikan anaknya. Namun, dirinya mendengar suara gemuruh dan teriakan warga dari luar rumahnya.“Waktu kejadian itu anak saya mau mandi, tapi karena ada suara gemuruh dan orang teriak-teriak, saya langsung bawa lari. Pas keluar rumah, lumpur itu udah di atas mata kaki,” terangnya.

Berbeda dengan di posko pengungsian Kampung Rawa Dulang, Iwan Firdaus, Ketua Forum Koordinasi Potensi Pendarian dan Pertolongan (FKP3) Daerah Bogor mengatwkan, saat ini warga sudah kembali mendapatkan akses air bersih. “Sekarang air udah dialirin jadi warga udah dapat air bersih. Dibantu para relawan, saya mengenisiasi menggerakan masyarakat di sini, alhamdulillah mereka gerak semua,” katanya.

Hari ini, sejumlah instalasi pipa telah dipasang untuk mengalirkan air bersih. Termasuk membuat reservoir bak tampung. Setelah setengah hari dikerjakan, Iwan mengatakan, air bersih sudah kembali diterima para pengungsi di Kampung Rawa Dulang.“Alat, barang, ada semua. Per jam 12.00 WIB hari ini, setengah hari kami ngerjain,” ujarnya.

Berdasarkan data yang diberikan Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin, akibat banjir bandang tersebut, kerusakan terjadi di sejumlah rumah warga, akses jalan penghubung, jembatan, serta fasilitas mikik Agro Wisata Gunung Mas sendiri. “Ada satu jembatan hanyut terbawa banjir, dan dua jembatan mengalami kerusakan,” tutur Ade Yasin.

Selain itu, salah satu jalan penghubung ke emplasemen Kampung Rawa Dulang juga mengalami kerusakan berat. Termasuk toilet dan fasilitas camping ground milik Agro Wisata Gunung Mas terendam dan hanyut terbawa air bah.

Sebanyak 714 jiwa dari 180 KK masih mengungsi di lima titik pengungsian. Yakni, di beberapa pondokan milik Gunung Mas, Kampung Rawa Dulang, Kampung Cirohani, Kampung Pensiunan, dan Kampung Citeko.

Karena seluruh warga tengah mengungsi, Kapolres Bogor, AKBP Harun mengatakan, pihaknya bersama TNI, Satpol PP, dan pemerintah daerah melakukan pengamanan dan pengawasan terhadap kampung yang sedang ditinggal para warga. “Kami selalu bersinergi dengan TNI-Polri, Satpol PP, dan pemerintah daerah (Pemda) kita mengamankan rumah-rumah yang ditinggalkan oleh warga,” ujarnya ketika ditemui di Posko Gunung Mas.

Harun mengatakan, petugas gabungan mensterilkan wilayah di sekitar rumah warga. Jangan sampai, ujarnya, ketika masyarakat tidak berada di rumahnya, justru malah terjadi tindak pidana.

Pengamanan dan pengawasan tersebut, dikatakan Harun, telah dilaksanakan sejak hari pertama posko didirikan. Yakni pada Selasa (19/1) malam. “Kita buat di beberapa tempat kita kuatkan polisi lain juga, untuk menandakan warga tidak boleh melintas di situ,” tuturnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement