Kamis 21 Jan 2021 22:00 WIB

Pemprov Jateng Fasilitasi Ekspor Melalui ECP

Sejauh ini, ECP masih ditujukan untuk mendorong ekspor sektor IKM.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fuji Pratiwi
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Arif Sambodo, saat diwawancarai wartawan di kantor Gubernur Jawa Tengah, di Semarang,  Kamis (21/1). Ia menyampaikan Jawa Tengah bakal mendorong ekspor produk herbal sebagai peluang untuk meningkatkan volume ekspor di masa pandemi.
Foto: istimewa
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Arif Sambodo, saat diwawancarai wartawan di kantor Gubernur Jawa Tengah, di Semarang,  Kamis (21/1). Ia menyampaikan Jawa Tengah bakal mendorong ekspor produk herbal sebagai peluang untuk meningkatkan volume ekspor di masa pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar Export Coaching Program (ECP) yang diharapkan akan bisa memacu dan mendorong kegiatan ekspor di Jawa Tengah. Pengalaman 2020, dari program ECP yang diikuti 26 orang peserta sebanyak 14 orang di antaranya mampu melakukan ekspor dengan total nilai 11,1 juta dolar AS.

Padahal pelatihan tersebut belum skala besar karena baru diberikan kepada Industri Kecil Menengah (IKM). "Yang kita latih ini yang masih kecil dan menengah, nilai ekspor tersebut saudah cukup bagus," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Arif Sambodo, di Semarang, Kamis (21/1).

Baca Juga

Kendati begitu, lanjutnya, hingga saat ini memang masih ada beberapa kendala eksternal. Seperti kegiatan ekspor masih membutuhkan pihak lain, misalnya optimalisasi pelabuhan.

Terkait persoalan tersebut juga sudah disampaikan dan dirapatkan dengan pemerintah pusat. "Bahkan dalam satu bulan terakhir penanganan permasalahn tersebut sudah relatif semakin membaik dan mulai diupayakan solusinya," ungkap Arif.

Adapun berdasarkan data yang dihimpun oleh Disperindag Provinsi Jawa Tengah pada 2020 lalu, kegiatan ekspor nonmigas Jawa Tengah tercatat masih mengalami surplus di angka 940 juta dolar AS.

Capaian tersebut menujukkan performa ekspor Jawa Tengah masih cukup bagus. Sampai saat ini, negara tujuan ekspor produk asal Jawa Tengah masih didominasi negara tujuan seperti AS, Jepang, China, Uni Eropa, Jerman serta sejumlah negara di kawasan Asean.

Adapun untuk produk-produk ekspor unggulan asal dari Jawa Tengah yang banyak diekspor ke mancanegara masih meliputi produk tekstil, furnitur, alas kaki, serta barang-barang dari bahan kulit.

Selain itu beberapa jenis komoditas pertanian dan perkebunan, produk perikanan juga mampu menyumbang dan berkontribusi bagi capaian nilai ekspor bagi Jawa Tengah.

Oleh karena itu, jika tahun ini Jawa Tengah mampu mendorong kegiatan ekspor berbagai komoditas serta produk herbal, diharapkan akan mampu berkontribusi dalam mendorong peningkatan kegiatan ekspor. "Baik dari volume maupun nilai ekspor pada 2021," kata Arif.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement