Jumat 22 Jan 2021 15:22 WIB

Asupan Gizi Optimal Penentu Keberhasilan ASI Eksklusif

Pemenuhan kebutuhan gizi dalam kondisi pandemi Covid-19, sangat mendesak.

Ibu menyusui (ilustrasi)
Foto: Wikimedia
Ibu menyusui (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asupan gizi optimal untuk ibu menyusui dinilai penentu keberhasilan ASI eksklusif. Pakar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Ahmad Syafiq menyampaikan, pemenuhan kebutuhan gizi dalam kondisi pandemi Covid-19, sangat mendesak, mengingat masih adanya tantangan peningkatan status gizi di Indonesia.

Ia menjelaskan, saat ini masih belum banyak konsentrasi dalam pemenuhan gizi ibu menyusui, padahal kebutuhan nutrisi ibu menyusui jauh lebih tinggi dibandingkan selama masa kehamilan. Kiranya, kebutuhan nutrisi ini dapat dipersiapkan sejak remaja.

"Di masa pandemi, ibu menyusui perlu mendapat perhatian yang lebih demi memastikan kualitas ASI dan Kesehatan ibu selama masa menyusui,” ucap dia dalam Webinar “Gizi Optimal Ibu Menyusui dalam Mendukung Keberhasilan ASI Ekslusif 6 bulan” yang diselenggarakan Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) dan didukung oleh Asosiasi Perusahaan Produk Bernutrisi untuk Ibu dan Anak (APPNIA), akhir pekan lalu.

Pernyataan serupa disampaikan Pakar Kesehatan Sandra Fikawati. Ia juga mendorong agar ibu hamil dan menyusui memperhatikan keseimbangan asupan gizi, karena memiliki relasi erat dengan keberhasilan ASI eksklusif.

Ia mengingatkan, keberhasilan asi ekslusif mensyaratkan tiga aspek utama yakni durasi menyusui selama 6 bulan, status gizi bayi, dan yang terpenting status gizi ibu memenuhi minimal indeks massa tubuh normal. Maka penting sekali agar ibu menyusui mendapatkan perhatian untuk pemenuhan asupan gizinya.

 

Kondisi status gizi ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Karenanya, perlu didorong peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi gizi bagi ibu menyusui. Selain itu, juga penting untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi di antara para pemangku kepentingan. Hal ini merupakan rekomendasi utama yang mengemuka Penyelenggaraan Webinar ini dalam rangka peringatan Hari Gizi Nasional ke-61. Webinar menghadirkan pembicara dari berbagai pemangku kepentingan utama di sektor gizi dan kesehatan.

Mahmud Fauzi S.K.M, M.Kes, Kepala Sub Direktorat Pengelolaan Konsumsi Gizi, Direktorat Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan menjelaskan pemerintah terus berupaya menanggulangi stunting dan gizi buruk di tengah pandemi.

Salah satunya adalah dengan mengeluarkan Protokol Pelayanan Gizi Pada Masa Pandemi Covid-19. Dalam protokol dimaksud, ibu hamil akan diberikan tablet tambah darah (TTD). Sementara itu, ibu menyusui disarankan untuk melakukan inisiasi menyusui dini serta memberikan ASI ekslusif.

Disampaikan Mahmud Fauzi, dalam upaya percepatan perbaikan gizi nasional, pemerintah terus meningkatkan pemberian suplementasi gizi khususnya TTD bagi remaja dan ibu hamil untuk mengurangi prevalensi anemia yang masih tinggi di kelompok ibu hamil yaitu sebesar 48,9 persen.

"Pemerintah juga berkomitmen untuk menanggulangi stunting dengan cara memfokuskan intervensi penanggulangan stunting di lebih dari 360 kabupaten/kota untuk menekan angka stunting hingga 14 persen di tahun 2024. Hal ini memerlukan dukungan semua pihak dalam penanggulangan anemia dan Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil,” ujar Mahmud.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement