REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim), Emil Dardak menilai tren kasus positif Covid-19 di Malang Raya mengalami penurunan. Emil menerima laporan ini dari Wali Kota Malang, Sutiaji saat berkunjung ke daerah tersebut.
Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), tren kasus positif Covid-19 di Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kota Batu menunjukkan nilai baik. Meski tren membaik, tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 masih di atas 60 persen. "Melandai itu bukan //enggak// ada kasus baru, tapi kasus harian itu angkanya tidak melonjak. Ini adalah hal yang baik yang harus kita apresiasi," ucap Emil kepada wartawan di Masjid Agung Jami Kota Malang, Jumat (22/1).
Menurut Emil, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang sudah melakukan pembatasan jam kerja pada pukul 20.00 WIB. Kebijakan ini dianggap tepat karena demi menghindari kegiatan kumpul di malam hari. Emil berharap upaya ini dapat menekan jumlah kasus Covid-19 di Malang Raya terutama Kota Malang.
Emil menegaskan, kebijakan PPKM itu penting dilakukan sebagai penanda keprihatinan atas meningkatkannya kasus Covid-19. Kebijakan ini tidak berarti membuat perekonomian lumpuh sehingga PPKM menjadi jalan tengah untuk menghindari risiko lain. "Misalnya, perkantoran selama ini sudah ada sistem daring, kecuali pabrik-pabrik harus datang. Akhirnya ini kita mencari titik temu," ucap Emil.
Saat ditanyai tentang efektivitas PPKM, Emil menilai, ini memerlukan waktu. Namun dia meyakini PPKM berdampak baik apabila dilihat dari jumlah kasus Covid-19 di Malang Raya. Emil berharap jumlah kasus Covid-19 terus menurun seiring vaksinasi Covid-19.
Total kasus positif Covid-19 di Kota Malang mencapai 4.879 orang, Jumat (22/1). Jumlah ini termasuk tambahan 41 kasus terbaru di hari yang sama. Dari total kasus positif tersebut, 446 orang meninggal, 4.062 orang sembuh dan 371 orang dalam perawatan dan isolasi.
Di kesempatan itu, Emil juga mengapresiasi penerapan masjid tangguh di Kota Malang. Hal itu dirasakan Emil Dardak ketika mengikuti shalat Jumat berjamaah di Masjid Agung Jami' Kota Malang bersama Walikota Malang Sutiaji dan jajaran forkopimda. Menurut dia, para jamaah terbukti telah mengikuti protokol kesehatan Covid-19.
Selanjutnya, Wali Kota Malang Sutiaji menyampaikan, program masjid tangguh telah lama diterapkan di Kota Malang. Seluruh masjid harus menerapkan protokol kesehatan dan meminta jamaahnya untuk juga mematuhi aturan tersebut. Masjid tangguh tidak hanya membatasi jarak atau memakai masker, tapi juga mempunyai nilai dakwah.
“Masjid tangguh maksudnya memberi uswah contoh. Inikan masjid Jami, masjid yang menjadi contoh. Sekarang shaff-nya sudah dikasih jarak. Kita diingatkan memakai masker. Harapannya masjid-masjid di daerah yang kecil mengikutinya," ucapnya.