Jumat 22 Jan 2021 17:20 WIB

Epidemiolog: PPKM tak akan Efektif tanpa Penguatan 3T

Kebijakan PPKM sebenarnya hanya bersifat strategi tambahan

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Gita Amanda
Pekerja berjalan di JPO  halte transjakarta saat jam pulang kerja di Halte Transjakarta Harmoni, Jakarta, Kamis (21/1).Pemerintah pusat melalui Ketua Komite Penanganan Covid-19  dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto berencana akan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali dari tanggal 26 Januari hingga 8 Februari 2021 akibat kasus Covid-19 masih tinggi di beberapa daerah. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja berjalan di JPO halte transjakarta saat jam pulang kerja di Halte Transjakarta Harmoni, Jakarta, Kamis (21/1).Pemerintah pusat melalui Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto berencana akan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali dari tanggal 26 Januari hingga 8 Februari 2021 akibat kasus Covid-19 masih tinggi di beberapa daerah. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman memberi saran agar Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berjalan efektif. Dicky menekankan agar tracing, testing dan treatment (3T) diperkuat selama PPKM guna membuat hasil maksimal.

Dicky menjelaskan kebijakan PPKM sebenarnya hanya bersifat strategi tambahan. Sehingga PPKM hanya menopang atau memperkuat strategi utama (3T) agar berjalan maksimal.

Baca Juga

"Selama ini strategi utamanya tidak memadai, 3T belum memadai. Jadi bagaimana akan efektif? Mau diperpanjang berapa lama pun yang terjadi adalah efek yoyo. Apalagi PPKM bukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)," kata Dicky kepada Republika, Jumat (22/1).

Atas dasar itu, Dicky mengusulkan agar penguatan dilakukan pada 3T agar PPKM tak sia-sia dalam meredam laju Covid-19. "Ini menunjukkan PPKM ada dampaknya tapi tidak memadai karena sifatnya suplemen terhadap intervensi esensial (3T)," lanjut Dicky.

Dicky juga memantau kontribusi pulau Jawa-Bali terhadap angka positif Covid-19 Nasional sebesar 65 persen pada Januari 2021. Sedangkan sumbangan angka kematian Jawa-Bali sebanyak 66 persen.

"Ini bukan hal biasa. Tidak bisa diselesaikan hanya dengan PPKM. Tidak ada argumentasi ilmiah kuat untuk PPKM," ujar Dicky.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement