Sabtu 23 Jan 2021 03:26 WIB

YLKI: Digitalisasi SPBU Tingkatkan Efisiensi

Dengan digitalisasi SPBU, tidak ada lagi kelangkaan BBM di masyarakat.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Pertamina telah berhasil menerapkan digitalisasi pada seluruh 5.518 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Melalui Digitalisasi SPBU Pertamina dapat memantau data proses bisnis SPBU secara real time, transparan, dan detil.
Foto: ANTARA /ARI BOWO SUCIPTO
Pertamina telah berhasil menerapkan digitalisasi pada seluruh 5.518 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Melalui Digitalisasi SPBU Pertamina dapat memantau data proses bisnis SPBU secara real time, transparan, dan detil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina telah berhasil menerapkan digitalisasi pada seluruh 5.518 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Melalui Digitalisasi SPBU Pertamina dapat memantau data proses bisnis SPBU secara real time, transparan, dan detil. 

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menilai digitalisasi ini memang penting untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi Pertamina dalam menyalurkan BBM.

“Pertama-tama YLKI sangat mengapresiasi penerapan digitalisasi SPBU hasil sinergi BUMN antara Pertamina dan Telkom, digitalisasi mewujudkan proses bisnis BBM di SPBU yang transparan dan akuntabel. Pada akhirnya, ini akan mendorong pelayanan yang lebih baik lagi bagi masyarakat sebagai konsumen BBM,” ujar Tulus, Jumat (22/1).

Tulus melihat, dengan digitalisasi SPBU, tidak akan ada lagi istilah kelangkaan BBM ataupun keadaan stok BBM yang kosong di SPBU di saat ada masyarakat yang ingin membeli. Selain itu, keakuratan penyaluran seluruh produk BBM juga akan dimonitor secara real time.

“Melalui digitalisasi SPBU Pertamina memastikan aspek ketersediaan serta kecepatan dan keakuratan penyaluran BBM bagi masyarakat, yang artinya secara umum pasti meningkatkan kualitas layanan. Kehandalan suplai juga dipastikan, apalagi setelah tadi dijelaskan ada sistem konsinyasi dimana pengiriman BBM menjadi prioritas ketika stoknya sudah menipis, bukan soal pengusahanya bisa menebus BBM itu atau tidak. Tidak ada cerita lagi BBM sedang kosong di SPBU,” tambahnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement