Jumat 22 Jan 2021 19:13 WIB

Komisi VII DPR Kembali Dukung BPH Migas Punya BA Tersendiri

Pengawasan dan pengaturan yang efektif kunci terjaminnya energi berkeadilan

- Komisi VII DPR RI meminta usulan BPH Migas mempunyai Bagian Anggaran (BA) tersendiri agar segera dapat direalisasikan.
Foto: BPH Migas
- Komisi VII DPR RI meminta usulan BPH Migas mempunyai Bagian Anggaran (BA) tersendiri agar segera dapat direalisasikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi VII DPR RI meminta usulan BPH Migas mempunyai Bagian Anggaran (BA) tersendiri agar segera dapat direalisasikan. Hal ini disampaikan saat rapat kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri ESDM di Ruang Rapat Komisi VII DPR RI, Gedung Nusantara I Jakarta yang dipimpin Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto.

Dalam rapat kerja tersebut Anggota Komisi VII DPR RI Andi Yuliani Paris mengungkapkan isu penyediaan dan penyaluran BBM dan Gas Bumi, penting dan strategis karena menjadi tuntutan pertumbuhan dan pembangunan untuk setiap daerah. Menurutnya, pengaturan dan pengawasan yang efektif dalam penyediaan dan pendistribusian BBM adalah kunci untuk terjaminnya energi berkeadilan sesuai tagline Kementerian ESDM.

Baca Juga

“Kami menyoroti tugas BPH Migas yang mengemban tugas dalam pengaturan dan pengawasan perlu mendapat dukungan juga dari Kementerian ESDM supaya bekerja lebih optimal, salah satunya adalah kemandirian dalam pengelolaan anggaran dimana pemanfaatan iuran Badan Usaha lebih dapat dipertanggungjawabakan, tentunya untuk kemajuan industri hilir migas,” tegas Andi Yuliani Paris dalam siaran persnya, Jumat (22/1).

photo
- Komisi VII DPR RI meminta usulan BPH Migas mempunyai Bagian Anggaran (BA) tersendiri agar segera dapat direalisasikan. - (BPH Migas)

Lebih lanjut Andi Yuliani Paris menyampaikan sesuai kesimpulan Rapat Komisi VII DPR RI dengan Menteri ESDM pada tanggal 25 Juni 2020 pada angka 5 disebutkan bahwa Komisi VII DPR Rl mendukung BPH Migas untuk memiliki Bagian Anggaran (BA) tersendiri sepanjang sesuai dengan UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dan PP 49 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa.

“Artinya semua yang sudah disepakati di Komisi ada kesimpulannya, tidak sekadar ditulis, ditindaklanjuti,” ujar Andi Yuliani Paris.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement