Jumat 22 Jan 2021 19:29 WIB

Hong Kong Lockdown Kawasan Padat Penduduknya

Distrik yang dilockdown di Hong Kong adalah tempat banyak apartemen tua.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Kompleks bangunan apartemen tua di distrik Yordania. Pemerintah Hong Kong berlakukan lockdown di distrik Yordania dan Yau Ma Tai, di kawasan padat penduduk, untuk menahan laju penyebaran Covid-19.
Foto: EPA-EFE/JEROME FAVRE
Kompleks bangunan apartemen tua di distrik Yordania. Pemerintah Hong Kong berlakukan lockdown di distrik Yordania dan Yau Ma Tai, di kawasan padat penduduk, untuk menahan laju penyebaran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Hong Kong akan mengunci puluhan ribu warganya untuk menahan wabah baru virus corona. Penguncian atau lockdown menjadi tindakan pertama yang diambil kota yang diperintah China itu sejak pandemi dimulai.

Laporan South China Morning Post, Jumat (22/1), menyatakan sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan tindakan baru itu akan menargetkan distrik Yordania dan Sham Shui Po. Langkah ini akan memasukkan wilayah padat penduduk di Semenanjung Kowloon.

Baca Juga

Distrik-distrik tersebut adalah tempat bagi banyak rumah susun tua. Kondisi tersebut sangat memungkinkan untuk penyebaran virus corona lebih mudah menyebar. "Tingkat infeksi yang terus-menerus tinggi dan penyebaran [di daerah-daerah] dan pengawasan limbah menunjukkan wabah belum terkendali, dan banyak sumber diam masih ada di dalam daerah itu,” kata sebuah sumber.

Otoritas Kesehatan di kota berpenduduk 7,5 juta itu pertama-tama mengisolasi empat blok rumah petak di daerah itu pada Jumat lalu. Langkah ini menghentikan orang memasuki atau meninggalkan bangunan itu untuk memastikan semua penduduk dikarantina. Pemerintah akan mencabut deklarasi penguncian hanya jika semua orang di daerah itu telah diuji.

Pembatasan Covid-19 lainnya termasuk larangan makan di rumah setelah pukul 18.00 dan penutupan fasilitas seperti gym, tempat olahraga, salon kecantikan, dan bioskop. Hong Kong juga akan meminta awak pesawat memasuki wilayah itu selama lebih dari dua jam untuk dikarantina di hotel selama dua minggu.

Hong Kong sejauh ini melaporkan infeksi yang jauh lebih sedikit daripada kota-kota besar dunia lainnya. Wilayah ini mencatat kurang dari 10.000 kasus dalam satu tahun terakhir dengan korban meninggal dunia mencapai 167 jiwa.

Pada Kamis (21/1), pejabat kesehatan melaporkan 70 kasus, 63 di antaranya didapat secara lokal dan 16 di antaranya tidak diketahui asalnya. Pekan lalu, kota memperpanjang pengaturan bekerja dari rumah untuk pegawai negeri, dilansir dari Aljazirah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement