REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Ribuan anak sekolah dan guru di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh terpaksa libur belajar mengajar. Hal itu karena banjir yang merendam sekolah mereka sejak beberapa hari terakhir.
"Anak-anak tidak diliburkan, melainkan banyak siswa dan guru tidak bisa belajar mengajar karena sekolah mereka banjir," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Aceh Tamiang Zulfiqar di Kuala Simpang, ibu kota Aceh Tamiang, Jumat (22/1).
Zulfiqar mengatakan, sekolah terendam banjir tersebut tersebar di 10 kecamatan, Bandar Pusaka, Tamiang Hulu, Tenggulun, Sekerak, Kejuruan Muda, Kota Kuala Simpang, Karang Baru, Rantau, Seruway, dan Bendahara.
"Selain terendam banjir, anak-anak didik dan guru juga tidak bisa ke sekolah karena akses jalan ke tempat mereka belajar mengajar terputus," kata Zulfiqar menyebutkan.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikbud Kabupaten Aceh Tamiang Bambang Supriyanto mengatakan dari 378 bangunan sekolah di kabupaten itu, 160 unit di antaranya terendam banjir. Bambang Supriyanto mengatakan peserta didik yang sekolahnya terkena banjir, tidak bisa mengikuti belajar mengajar. Pihak Disdikbud memahami kondisi di lapangan.
"Tidak ada kebijakan meliburkan proses belajar mengajar di Aceh Tamiang. Guru tetap masuk karena tidak semua sekolah terendam banjir," kata Bambang Supriyanto.
Bambang Supriyanto mengharapkan banjir yang merendam seratusan bangunan sekolah tersebut segera surut, sehingga aktivitas belajar mengajar kembali normal.
"Dampak banjir ini menyebabkan sarana dan prasarana sekolah rusak, seperti buku di perpustakaan, taman, dan lingkungan sekolah kotor karena material banjir," kata Bambang Supriyanto.