Jumat 22 Jan 2021 21:40 WIB

Pujian untuk Rasulullah Dilarang Seperti Yahudi-Nasrani?

Pujian terhadap Rasulullah SAW yang dilarang adalah yang berlebihan

Pujian terhadap Rasulullah SAW yang dilarang adalah yang berlebihan. Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Pujian terhadap Rasulullah SAW yang dilarang adalah yang berlebihan. Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kecintaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW melahirkan beragam pujian-pujian indah yang tertuang dalam beragam syair dan kasidah. 

Benarkah pujian-pujian tersebut dilarang?  Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin, menjelaskan memang terdapat hadits dalam Shahih al-Bukhari tentang larangan memuji Nabi Muhammad ﷺ secara berlebihan itu: 

Baca Juga

ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ، ﺳﻤﻊ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ، ﻳﻘﻮﻝ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﻨﺒﺮ: ﺳﻤﻌﺖ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ: ﻻ ﺗﻄﺮﻭﻧﻲ، ﻛﻤﺎ ﺃﻃﺮﺕ اﻟﻨﺼﺎﺭﻯ اﺑﻦ ﻣﺮﻳﻢ، ﻓﺈﻧﻤﺎ ﺃﻧﺎ ﻋﺒﺪﻩ، ﻓﻘﻮﻟﻮا ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ، ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ 

“Ibnu Abbas mendengar Umar berkhutbah di mimbar bahwa beliau mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian memujiku seperti Nasrani memuji Putra Maryam. Aku hanyalah hamba Allah. Katakan bahwa aku adalah seorang hamba Allah dan Rasul-Nya." (HR Bukhari) 

Dia menjelaskan, maksud larangan memuji berlebihan ini dijelaskan para ulama sebagai berikut:

ﻛﻤﺎ ﺃﻃﺮﺕ اﻟﻨﺼﺎﺭﻯ اﺑﻦ ﻣﺮﻳﻢ ﺃﻱ ﺑﺪﻋﻮاﻫﻢ ﻓﻴﻪ اﻷﻟﻮﻫﻴﺔ ﻭﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ "Pujian Nasrani kepada Putra Maryam dengan menjadikan sifat Tuhan kepadanya dan lainnya." (Hamisy Sahih al-Bukhari)

“Sementara pujian kita kepada Nabi Muhammad ﷺ tidak pernah sampai menuhankan Rasulullah. Puji-pujian dalam syair Arab masih sebatas keberadaan Nabi sebagai hamba Allah SWT,” kata dia.

Kiai Ma’ruf menambahkan, terkait dalam beberapa Syair Arab yang menyamakan Nabi Muhammad ﷺ dengan rembulan dan keindahan lainnya adalah sebagai majaz, metafora dalam sastra. Bahkan bahasa kiasan ini dijumpai dalam riwayat dari para sahabat. 

1. Barra' bin Azib

ﻗﺎﻝ: ﺳﺌﻞ اﻟﺒﺮاء ﺃﻛﺎﻥ ﻭﺟﻪ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻣﺜﻞ اﻟﺴﻴﻒ؟ ﻗﺎﻝ: ﻻ ﺑﻞ ﻣﺜﻞ اﻟﻘﻤﺮ 

“Barra' bin Azib ditanya apakah wajah Nabi shalla Allahu alaihi wasallam seperti pedang? Ia menjawab: " Tidak. Tetapi wajahnya seperti rembulan." (HR Bukhari)

2. Jabir bin Samurah

ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﺳﻤﺮﺓ، ﻗﺎﻝ: «ﺭﺃﻳﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺇﺿﺤﻴﺎﻥ، ﻓﺠﻌﻠﺖ ﺃﻧﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺇﻟﻰ اﻟﻘﻤﺮ ﻭﻋﻠﻴﻪ ﺣﻠﺔ ﺣﻤﺮاء، ﻓﺈﺫا ﻫﻮ ﻋﻨﺪﻱ ﺃﺣﺴﻦ ﻣﻦ اﻟﻘﻤﺮ

“Jabir bin Samurah berkata: "Aku melihat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam di malam yang terang. Sesekali kulihat wajah Rasulullah, dan sesekali aku melihat rembulan. Nabi memakai kain merah. Ternyata bagiku, Nabi lebih rupawan dibanding rembulan." (HR Tirmidzi)

3. Amr bin Ash berkata:

ﻭﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﺃﺣﺪ ﺃﺣﺐ ﺇﻟﻲ ﻣﻦ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭﻻ ﺃﺟﻞ ﻓﻲ ﻋﻴﻨﻲ ﻣﻨﻪ، ﻭﻣﺎ ﻛﻨﺖ ﺃﻃﻴﻖ ﺃﻥ ﺃﻣﻸ ﻋﻴﻨﻲ ﻣﻨﻪ ﺇﺟﻼﻻ ﻟﻪ، ﻭﻟﻮ ﺳﺌﻠﺖ ﺃﻥ ﺃﺻﻔﻪ ﻣﺎ ﺃﻃﻘﺖ

"Tidak ada seorangpun yang lebih aku cintai dan aku agungkan dibanding Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Aku tidak mampu memenuhi kedua mataku dari Nabi karena keagungan beliau. Andaikan aku ditanya tentang sifat Nabi maka aku tidak akan mampu." (HR Muslim)

   

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement