REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maskapai Sriwijaya Air akan melakukan evaluasi internal terkait hasil investigasi kecelakaan pesawat SJ 182 dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Ke depannya kami akan tetap berkoordinasi dengan KNKT dan Kementerian Perhubungan, agar tetap menjamin keselamatan operasional Sriwijaya Air dan memastikan musibah seperti ini tidak terjadi lagi. Kami menunggu hasil investigasi KNKT sebelum melakukan langkah evaluasi internal," kata Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (22/10.
Ia juga menyampaikan duka cita yang mendalam saat prosesi tabur bunga dengan para perwakilan keluarga korban.
“Saya mewakili seluruh manajemen Sriwijaya Air sangat berduka dengan musibah SJ-182 ini, apalagi ini merupakan pertama kalinya bagi Sriwijaya Air dihadapkan pada kondisi sulit seperti ini. Kami turut merasakan apa yang keluarga penumpang semua rasakan. Dan semoga prosesi tabur bunga yang kita laksanakan hari ini, dapat semakin melapangkan dada kita semua melepaskan kepergian mereka yang kita sayangi. Semoga mereka diberi tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Penyayang,” katanya.
Tepat 13 hari sejak musibah hilang kontak pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di kawasan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, pada Jumat (22/1), keluarga penumpang SJ-182 dengan didampingi jajaran direksi Sriwijaya Air melaksanakan prosesi tabur bunga di perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang yang diyakini sebagai lokasi kecelakaan terjadi.
Dengan menumpang KRI Semarang, sekitar 50 orang perwakilan keluarga penumpang dibawa melepas beban kesedihan dengan memberikan penghormatan terakhir kepada para korban musibah SJ-182 tepat di lokasi kecelakaan terjadi.
Tampak turut hadir di KRI Semarang dalam prosesi tabur bunga keluarga penumpang SJ-182 ini diantaranya; Kepala Basarnas, Marsdya TNI (purn) Bagus Puruhito; Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Novie Riyanto; Kepala KNKT, Suryanto Tjahjono; Pangkoarmada I Laksda TNI Abdul Rasyid K; Direktur MRTI Jasa Raharja, Wahyu Wibowo; Danlantamal III, Brigjen TNI Mar Farouq dan Komisaris sekaligus pendiri Sriwijaya Air, Hendry Lie.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) terhadap korban maupun puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 resmi dihentikan.
Menhub menjelaskan Basarnas sudah melakukan operasi selama tujuh hari dan sudah memperpanjang 2x3 hari dan sudah ditemukan kantong jenazah, yakni sebanyak 324 kantong.
Selain itu, DVI RS Polri yg sudah berhasil mengidentifikasi sebanyak 43 korban dan 32 sudah diserahkan kepada pihak keluarga.
Adapun, Jasa Raharja sudah memberikan santunan sebanyak 39 ahli waris dan Sriwijaya memberikan kepada satu ahli waris.
Meski dihentikan, pencarian kotak hitam Cockpit Voice Recorder (CVR) tetap dilanjutkan oleh KNKT di Pulau Lancang.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak dan ditemukan jatuh pada Sabtu, 9 Januari 2021 di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
Pesawat Boeing 737-500 teregistrasi PK-CLC itu diawaki enam awak aktif. Adapun rincian penumpang dalam penerbangan SJ-182 adalah 40 dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi dan enam awak sebagai penumpang.