Sabtu 23 Jan 2021 04:45 WIB

Tentara Israel Curi dan Ubah Lahan Pertanian Palestina

Lahan pertanian di Palestina dicuri tentara Israel.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Muhammad Hafil
 Tentara Israel Curi dan Ubah Lahan Pertanian Palestina . Foto: Tentara Israel mencari perlindungan dari batu yang dilemparkan oleh pengunjuk rasa Palestina selama bentrokan di pos pemeriksaan Tayaseer ketika mereka mencoba melintasi pos pemeriksaan untuk mencapai lembah Yordania, dekat kota Tubas, Tepi Barat, 24 November 2020. Menurut laporan, 55 orang Palestina terluka selama bentrokan yang meletus saat mereka berusaha melintasi pos pemeriksaan selama protes terhadap permukiman Israel
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Tentara Israel Curi dan Ubah Lahan Pertanian Palestina . Foto: Tentara Israel mencari perlindungan dari batu yang dilemparkan oleh pengunjuk rasa Palestina selama bentrokan di pos pemeriksaan Tayaseer ketika mereka mencoba melintasi pos pemeriksaan untuk mencapai lembah Yordania, dekat kota Tubas, Tepi Barat, 24 November 2020. Menurut laporan, 55 orang Palestina terluka selama bentrokan yang meletus saat mereka berusaha melintasi pos pemeriksaan selama protes terhadap permukiman Israel

REPUBLIKA.CO.ID, PALESTINE — Seorang petani Palestina Khitam Dar Mousa (49 tahun) pingsan ketika dia melihat tentara Israel menyerbu ladangnya dan mencabut pohon zaitun dan pohon lainnya, yang telah dipelihara keluarganya selama 15 tahun terakhir.

Tersebar di 35 bukit pasir atau sekitar 8,6 hektar di dekat desa Deir Ballut, tentara penyerang mencabut pohon zaitun dan tumbuhan lainnya pada 6 Januari, merampok mata pencaharian keluarga dan penduduk desa lainnya.

Baca Juga

Desa yang terletak di Kegubernuran Salfit Tepi Barat, 64 kilometer atau 40 mil di utara Yerusalem itu dikenal sebagai penghasil sayuran dan buah-buahan, yang dijual di pasar lokal.

Lebih dari 450 wanita bekerja di ladang ini, jumlah itu membuat 95 persen dari mereka menjadi tenaga pertanian yang terlibat dalam produksi dan pemasaran buah dan sayuran.

Pada 6 Januari lalu, tentara Israel menyerbu desa tersebut dan menumbangkan 3.000 pohon zaitun yang membutuhkan waktu 7-8 tahun untuk tumbuh dan berbuah. Ketika suami Khitam, Mohammad, mencoba memblokir buldoser yang merusak ladangnya, dia malah diserang.

“Saat saya pergi ke ambulans bersama suami saya, tentara mengikuti saya. Mereka berkata bahwa mereka akan kembali dan mencabut pohon baru terus menerus. Saya menjawab bahwa saya akan mengolah tanah berulang kali, ”kata Khitam kepada Anadolu Agency dilansir dari aa.com.tr, Jumat (22/1).

Tentara juga menaburkan bahan kimia pada sisa-sisa pohon, agar tidak berakar lagi.

“Saya mencoba menyelamatkan apa yang saya bisa. Tapi mereka [tentara] tidak meninggalkan apapun. Pohon-pohon ini seperti sebuah keluarga. Perasaan saya seperti ketika seseorang melihat putranya sekarat tetapi masih berusaha menyelamatkannya. Saya taruh sisa-sisa pohon di tanah, untuk diselamatkan tapi sudah layu, ”kata Khitam.

Sebagai seorang guru selama lebih dari 25 tahun, Khitam bekerja di pertanian setelah kembali dari sekolah.

“Sekitar 15 tahun lalu, kami memutuskan untuk mengolah tanah dengan berbagai jenis pohon untuk menambah penghasilan. Kami bermimpi untuk mengubah tanah tandus menjadi surga, ”katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement