Jumat 22 Jan 2021 23:31 WIB

281 Orang di Palembang Batal Divaksin Covid-19

218 tenaga kesehatan di Palembang batal disuntik vaksin Covid-19.

Vaksin Covid-19
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Vaksin Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Dinas Kesehatan Kota Palembang mencatat selama delapan hari pelaksanaan vaksinasi Covid-19, terdapat 281 orang tenaga kesehatan maupun tenaga penunjang yang batal disuntik vaksin Sinovac. Pembatalan karena adanya penyakit penyerta.

"Sebanyak 281 orang itu ketika di meja screening ternyata memiliki hipertensi, diabetes, dan kondisi-kondisi medis yang tidak memungkinkan untuk diberikan vaksin," kata Plt Kepala Dinkes Palembang Fauziah saat seminar virtual yang diadakan AJI Palembang di Palembang, Jumat (22/1).

Selain itu Dinkes juga mencatat 190 orang terpaksa menunda penyuntikan vaksin karena kondisi kesehatan kurang mendukung seperti tekanan darah tinggi, sedang hamil, dan menyusui.

Jumlah tersebut kemungkinan bertambah mengingat sasaran vaksinasi SDM kesehatan di Palembang baru terealisasi sebanyak 1.530 orang, atau 11,28 persen dari total 13.567 orang sasaran suntik vaksin sejak 14 Januari 2021.

Sementara pihaknya juga mengakui realisasi vaksin sejauh ini terbilang lambat karena masih banyak SDM kesehatan yang belum menerima sms-blast sehingga proses pendataan vaksin terkendala, sebelumnya Palembang menerima 29.600 dosis pada tahap I yang harus habis disuntik hingga Februari 2021.

Namun Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Palembang dr Mirza Susanty menyebut kendala tersebut sudah teratasi setelah pemerintah pusat mengizinkan data penerima vaksin boleh diambil dari sistem informasi SDM (SISDMK) kesehatan.

"Mulai hari ini sudah ada peningkatan, jika kemarin masih 600 orang dalam sehari maka hari ini sudah bisa 1.130 orang dalam sehari," kata Mirza.

Penggunaan data SISDMK juga membuat proses vaksinasi lebih efisien karena calon penerima hanya perlu membawa KTP untuk verifikasi data tanpa harus lebih dulu menerima sms-blast.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement