REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Pertanian dari IPB University, Muladno, mengatakan, terdapat potensi krisis daging sapi yang berkepanjangan. Krisis tersebut salah satunya dipicu oleh harga sapi bakalan impor yang terus mengalami kenaikan.
Muladno mengatakan, potensi terjadinya krisis daging sapi terutama di wilayah Jabodetabek. "Saya menyimpulkan ini bahaya, jalan buntu bagi Jakarta dan Bodetabek. Bisa krisis daging sapi berkepanjangan," kata Muladno dalam sebuah diskusi virtual yang digelar pada Jumat (22/1).
Ia mengatakan, harga impor sapi bakalan dari Australia saat ini tengah mahal. Selain itu, produsen sapi bakalan dari Brasil dan Meksiko juga mahal lantaran faktor geografis yang terlalu jauh dari Indonesia. Sementara, produksi sapi bakalan jantan lokal di Indonesia lebih banyak disiapkan untuk kebutuhan kurban.
Di sisi lain, impor daging belu dari India adalah daging kerbau, bukan daging sapi yang diminati masyarakat.
Muladno mengatakan, sejauh ini terdapat delapan provinsi yang menjadi pusat produksi daging sapi. Di antaranya yakni Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, dan NTB.