Sabtu 23 Jan 2021 19:09 WIB

Bersama Kurangi Beban Garda Terdepan Penanganan Covid-19

Perpanjangan PPKM ini, masyarakat dapat memberi sumbangsih beraktivitas di rumah saja

Juru bicara tim komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro.
Foto: @BNPB_Indonesia
Juru bicara tim komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan  pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diperpanjang dari 26 Januari  hingga 8 Februari 2021. Keputusan ini diambil karena kasus aktif per 22 Januari 2021 mencapai lebih dari 150 ribu pasien. Sementara itu angka kasus terkonfirmasi positif sejak awal pandemi mencapai 965.283 orang. Dengan adanya perpanjangan PPKM ini, masyarakat luas diharapkan ikut memberi sumbangsih dalam mengendalikan pandemi dengan cara beraktivitas di rumah saja.

Menurut Juru Bicara Pemerintah dan Duta Perubahan Perilaku, dr. Reisa Broto Asmoro, meski pemerintah terus mengupayakan penambahan kapasitas rumah sakit untuk penanganan Covid-19, namun itu belum tentu memadai dan mencukupi jika pasien Covid-19 terus bertambah. Secara nasional, rasio pemanfaatan ruang ICU dan tempat isolasi makin tinggi, yaitu lebih dari 60 persen

Terlebih, kemampuan dan kapasitas tenaga kesehatan yang sudah hampir setahun menjadi garda terdepan penanganan Covid-19, sangat terbatas. "Tidak mungkin 1,4 juta tenaga kesehatan di seluruh Indonesia hanya bertugas merawat pasien Covid-19. Masyarakat juga harus turut serta dengan cara menjaga diri, keluarga, dan lingkungan dari risiko tertular Covid-19. Ayo kita lakukan tiga jurus melawan Covid-19,"kata dr. Reisa.

Adapun tiga jurus melawan Covid-19 adalah tetap disiplin 3M, dukung penuh kinerja tenaga kesehatan Indonesia, kemudian lawan dan perangi hoaks. "Memakai masker dan kombinasi jaga jarak dan mencuci tangan akan menurunkan risiko penularan drastis sampai ke tingkat terendah," pesannya.

Pemahaman penuh tenaga kesehatan akan program vaksinasi Covid-19 sangat penting. Berbagai survei menunjukkan tenaga kesehatan adalah pihak terpercaya dalam mengedukasi masyarakat tentang vaksin Covid-19. Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Komite Penanganan Covid-10 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dengan didukung UNICEF juga mempersiapkan tenaga kesehatan menjadi komunikator yang handal.

Sebanyak 42 ribu vaksinator yang dilatih juga telah menerima pelatihan keterampilan komunikasi antarpribadi. Sebelum mereka terjun ke masyarakat, para vaksinator ini berinisiatif mengedukasi sesama tenaga kesehatan terlebih dahulu yang menjadi kelompok pertama penerima vaksin.

 Tercatat lebih dari 4.100 vaksinator mulai aktif mengedukasi dan menyampaikan laporan dialog dan diskusi mereka melalui sebuah platform teknologi yang dikembangkan Kementerian Kesehatan dan UNICEF bernama Rapid Pro. Lewat teknologi ini telah dilaporkan bahwa sekitar 2.000 nakes yang awalnya bersikap ragu-ragu berubah jadi bersedia divaksinasi."Kemudian sekitar 67 persen atau 1.400 dilaporkan sangat tertarik dan menyimak serta mendengarkan pesan-pesan vaksinator yang mengajak mereka berdialog," kata juru bicara pemerintah, dr. Reisa Broto Asmoro.

Per 22 Januari sudah lebih dari 100 ribu tenaga kesehatan mengikuti vaksinasi. Antusiasme tenaga kesehatan indonesia juga ditunjukkan dengan minat mereka mendalami segala hal tentang vaksin dan program vaksinasi Covid-19. Dalam waktu empat hari di pertengahan Januari tahun ini, sekitar 24 ribu tenaga kesehatan mengikuti dialog dengan para ahli yang diselenggarakan bersama Kemenkes, KPCPEN, dan UNICEF.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement