Ahad 24 Jan 2021 03:38 WIB

Aktivis Penyelamat Hewan Wuhan Mulai Berkegiatan

Pandemi mengubah pemahaman masyarakat tentang memakan hewan.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Relawan menyisir kucing liar untuk diberi makan
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Relawan menyisir kucing liar untuk diberi makan

REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Aktivis penyayang binatang di Wuhan bernama Asosiasi Perlindungan Hewan Kecil telah kembali pada aktivitasnya seperti sebelum Covid-19 menyerang. Salah satu anggota asosiasi, Du Fan mengatakan saat ini mereka bisa memfokuskan energi mereka untuk menyelamatkan, merawat, dan menemukan rumah bagi kucing dan anjing liar.

Setahun yang lalu, Du Fan dan kelompoknya dihadapkan pada masalah yang berbeda dari pada biasanya. Banyak pemilik hewan tidak dapat menyediakan kebutuhan sehari-hari para hewan peliharaan mereka ketika isolasi dilakukan di Wuhan.

Du Fan menjelaskan, 95 persen hewan peliharaan yang ditinggalkan sendirian di rumah adalah kucing. Tidak ada makanan yang bisa dimakan oleh hewan-hewan yang ditinggalkan tersebut dan lingkungan hidupnya menjadi kotor. Kebanyakan hewan ini ditinggal karena pemilik rumah tidak dapat kembali ke Wuhan akibat isolasi yang dilakukan sejumlah daerah di Cina.

"Kotak kotorannya akan penuh. Jadi kucing itu tidak punya tempat untuk buang air besar. Tapi ketika Anda bisa melihat hewan-hewan ini diselamatkan dari kematian, Anda akan merasa sangat puas di hati," kata Du Fan, Sabtu (23/1).

Ia mengatakan, pekerjaan yang dilakukannya bersama timnya tidak hanya menolong hewan terlantar. Ia menjelaskan, kadang sambil membantu pemilik hewan mereka juga membantu seluruh kompleks untuk menjaga kebersihannya.

Aktivitas ini sempat dihentikan setelah dilakukan isolasi dan lockdown yang ketat di Wuhan. Namun, ia mengatakan banyak hewan peliharaan dapat melewati dua bulan masa lockdown karena timnya memberikan sejumlah besar makanan.

Menurutinya, pandemi mengubah pemahaman masyarakat tentang memakan hewan. Di Cina sudah menjadi tradisi untuk makan daging dari hewan-hewan liar. Namun, pandemi menyebabkan perdagangan hewan seperti itu dilarang.

Ia berharap, pengalaman lockdown telah membuat orang lebih sadar akan kebutuhan perawatan hewan mereka. "Saya telah memberi tahu teman-teman saya bahwa apapun yang terjadi pada kita, kita tidak boleh meninggalkan hewan peliharaan kita sendirian di rumah terlalu lama, baik itu kucing atau anjing," kata Du Fan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement