REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menilai pemerintah pusat dan daerah harus memenuhi hak belajar siswa di lokasi bencana dengan menetapkan prioritas. Sekretaris Jenderal FSGI, Heru Purnomo mengatakan siswa yang berada di kelas akhir mesti jadi prioritas.
"Dalam situasi pasca bencana seperti terjadi di Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan dan Jawa Barat. Bagi peserta didik yang berada di kelas akhir pada setiap jenjang pendidikan, perlu menjadi prioritas terkait pemenuhan hak atas pembelajaran maupun ujian sekolah," kata Heru, dalam keterangannya, Sabtu (23/1).
Selain itu, FSGi juga mendorong dinas pendidikan dan sekolah untuk menggunakan kurikulum khusus dalam situasi darurat terkait kisi-kisi ujian akhir sekolah. Sebab, saat ini waktu ujian sudah semakin dekat dan dibutuhkan persiapan.
Materi ujian akhir sekolah khusus yang berada di wilayah bencana harus disesuaikan. Menurutnya, hal ini penting dan mendesak untuk dipikirkan mengenai mekanisme ujian, materi ujian, dan teknis pelaksanaannya oleh Kemendikbud dan dinas pendidikan.
Pendidikan kebencanaan juga perlu diperkuat dalam kurikulum dengan disurtai simulasi rutin di sekolah-sekolah. "Mengingat wilayah Indonesia rawan bencana, terutama gempa bumi. Dengan memberikan pendidikan kebencanaan disertai simulasi rutin, maka peserta didik dapat mewarisi kesiapan dan mitigasi bencana ke depannya," kata Heru menambahkan.
Lebih lanjut, FSGi juga mengusulkan agar para pengungsi yang berprofesi guru dan kondisinya sehat dapat membantu melakukan trauma healing pada anak-anak di pengungsian. "Tentu saja guru tersebut dapat diberdayakan dengan dilatih terlebih dulu oleh para relawan yang datang ke posko pengungsian," ujar dia.