REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Warga Portugal akan memilih presiden baru pada Ahad (24/1). Hanya saja penyelenggaraan ini tidak disambut meriah akibat penyebaran virus corona karena banyak warga yang mendesak penundaan.
Banyak warga yang takut pergi ke tempat pemungutan suara dapat memperburuk lonjakan kasus virus corona. Kondisi ini diperkirakan akan membuat jumlah pemilih yang rendah.
Negara dengan 10 juta orang sekarang memiliki rata-rata kasus baru dan kematian per juta orang tertinggi di dunia selama tujuh hari. Menurut jajak pendapat oleh lembaga penelitian ISC / ISCTE pada pekan lalu, menyatakan hampir dua pertiga pemilih berpikir pemilihan harus ditunda.
“Tidak masalah menunggu satu bulan lagi. Waktu yang luar biasa membutuhkan tindakan yang luar biasa," kata penduduk Lisbon, Miguel Goncalves.