REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Beberapa bulan terakhir banyak ulama Indonesia yang meninggal dunia. Mengapa banyak ulama meninggal dunia dalam kurun waktu setidaknya satu tahun terakhir?
Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin, mengatakan bisa jadi wafatnya para ulama tersebut ada beberapa faktor penyebab. “
Saya tidak tahu secara pasti apa penyebabnya. Boleh jadi karena beberapa hal,” ujar dia, dalam keterangannya, Ahad (24/1). Dia menyebutkan faktor penyebab itu antara lain yang pertama faktor usia. Rasulullah dalam sejumlah riwayat menyebutkan:
ﻟﻜﻞ ﺷﻲء ﺣﺼﺎﺩ ﻭﺣﺼﺎﺩ ﺃﻣﺘﻲ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ اﻟﺴﺘﻴﻦ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﺒﻌﻴﻦ (اﺑﻦ ﻋﺴﺎﻛﺮ) ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ "Setiap sesuatu memiliki masa panen. Dan masa panen (wafat) umatku adalah usia antara 60 sampai 70 tahun." (HR Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas)
ﻣﻌﺘﺮﻙ اﻟﻤﻨﺎﻳﺎ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ اﻟﺴﺘﻴﻦ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﺒﻌﻴﻦ (اﻟﺤﻜﻴﻢ) ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ "Waktu kematian adalah antara usia 60 sampai 70 tahun" (HR Hakim Tirmidzi dari Abu Hurairah)
Faktor kedua adalah musibah dalam agama. Dia mengutip hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abu ad-Darda’ berikut:
ﻭﻋﻦ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﺭﺩاء ﻗﺎﻝ: ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻳﻘﻮﻝ: " «ﻣﻮﺕ اﻟﻌﺎﻟﻢ ﻣﺼﻴﺒﺔ ﻻ ﺗﺠﺒﺮ، ﻭﺛﻠﻤﺔ ﻻ ﺗﺴﺪ ﻭﻫﻮ ﻧﺠﻢ ﻃﻤﺲ، ﻭﻣﻮﺕ ﻗﺒﻴﻠﺔ ﺃﻳﺴﺮ ﻟﻲ ﻣﻦ ﻣﻮﺕ ﻋﺎﻟﻢ» ". ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻓﻲ اﻟﻜﺒﻴﺮ
“Dari Abu ad-Darda' bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Wafatnya orang berilmu adalah musibah yang tak tergantikan dan lobang menganga yang tidak bisa ditambal. Wafatnya orang berilmu seperti bintang yang redup. Wafatnya satu suku lebih ringan bagiku dibanding wafatnya orang yang berilmu." (HR Thabrani dalam Mu'jam Al-Kabir