REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kematian merupakan salah satu rahasia Allah SWT yang telah ditentukan kepada tiap-tiap makhluk yang bernyawa. Bila ajal telah tiba tak seorang pun yang bisa menolak atau minta ditangguhkan barang sesaat pun. Allah SWT berfirman dalam Alquran:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ ''Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenarnya) dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.'' (QS Al-Anbiya [21]: 35).
مَا تَسْبِقُ مِنْ أُمَّةٍ أَجَلَهَا وَمَا يَسْتَأْخِرُونَ ''Tidak ada satu umat pun yang dapat mendahului ajalnya dan tidak pula mengundurkannya.'' (QS Al-Hijr [15]: 5).
Hanya saja, umat manusia jarang sekali menjadikan kematian sebagai pengingat. Hingga saat ajal menjemput, mereka pun akan mengalami penyesala. Nasihat ini pernah disampaikan Umar bin Abdul Aziz Dia berkata:
قال عمر بن عبد العزيز رحمه الله: الأموات محبوسون فى قبورهم نادمون على ما فرطوا والأحياء فى الدنيا يقاتلون على ما ندم عليه أهل القبور فلا هؤلاء إلى هؤلاء يرجعون ولا هؤلاء بهؤلاء معتبرون
“Umar bin Abdul Aziz berkata: Orang-orang yang sudah mati terkurung dalam kuburnya menyesali apa yang telah mereka perbuat secara berlebihan. Sedangkan orang-orang yang masih hidup saling bertarung memperebutkan apa yang disesali oleh penghuni kubur. Sungguh mereka (orang yang sudah mati) tidak akan kembali mengulang (seperti) mereka (orang yang masih hidup). Dan (sayangnya) mereka (orang yang masih hidup) tidak mengambil pelajaran dari mereka (orang yang sudah mati).”