Ahad 24 Jan 2021 14:27 WIB

Boris Johnson Ingin Segera Kerja Sama dengan Biden

Johnson menyambut baik pengumuman AS akan kembali ke Perjanjian Paris 2015

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
 Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara selama briefing media tentang virus corona, COVID-19, di Downing Street, London, Kamis 7 Januari 2021.
Foto: AP/Tolga Akmen/AFP Pool
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara selama briefing media tentang virus corona, COVID-19, di Downing Street, London, Kamis 7 Januari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berharap dapat segera bekerja sama dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk mencapai tujuan-tujuan bersama, termasuk mengatasi perubahan iklim.

Dalam pembicaraan telepon pertamanya dengan presiden AS, Sabtu (23/1), Johnson menyambut baik pengumuman Biden bahwa AS akan kembali bergabung ke Perjanjian Paris 2015 tentang iklim serta kembali menjadi bagian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga

Kedua pemimpin juga membahas prospek kesepakatan perdagangan bebas.

"Senang bisa berbicara dengan Presiden Joe Biden malam ini. Saya berharap dapat memperdalam aliansi lama antara kedua negara kita saat kita mendorong pemulihan hijau dan berkelanjutan dari Covid-19," kata Johnson di Twitter.

Gedung Putih mengatakan Biden dan Johnson berbicara tentang berbagai kerja sama, termasuk melalui organisasi multilateral, dalam mengekang perubahan iklim dan memerangi Covid-19.

Biden juga menyampaikan niatnya untuk "memperkuat hubungan khusus antara negara kita dan merevitalisasi hubungan trans-Atlantik, menggarisbawahi peran penting NATO untuk pertahanan kolektif dan nilai-nilai bersama kita," kata Gedung Putih dalam rilisnya.

Seorang juru bicara Johnson mengatakan kedua pemimpin "juga membahas manfaat dari kesepakatan potensial perdagangan bebas antara kedua negara".

Inggris meninggalkan Uni Eropa tahun lalu.

Pembicaraan telepon Biden dengan Johnson adalah yang pertama dengan seorang pemimpin Eropa sejak ia menjabat sebagai presiden AS pada 20 Januari lalu. Pada Jumat (22/1), Biden berbicara dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement