Ahad 24 Jan 2021 15:33 WIB

Lonjakan Covid-19 di Spanyol Serang Mental Tenaga Kesehatan

80 persen tempat tidur ICU di Spanyol ditempati oleh pasien virus corona.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Peningkatan infeksi Covid-19 yang tak henti-hentinya di Spanyol setelah musim liburan kembali membebani rumah sakit. Kondisi ini mengancam kesehatan mental para dokter dan perawat yang telah berada di garis depan pandemi selama hampir setahun.

Di Rumah Sakit Barcelona del Mar, kapasitas perawatan kritis meningkat lebih dari dua kali lipat dan hampir penuh. Bahkan 80 persen tempat tidur ICU ditempati oleh pasien virus corona.

Baca Juga

"Ada orang muda berusia 20-an tahun dan orang tua berusia 80 tahun, semua kelompok umur," kata Joan Ramon Masclans selaku kepala ICU Rumah Sakit Barcelona del Mar dilansir dari Arab News pada Ahad (24/1).

"Ini sangat sulit, dan ini kami tangani pasien demi pasien," lanjut Ramon.

Sebuah studi yang dirilis bulan ini oleh Rumah Sakit del Mar mengamati dampak lonjakan Covid-19 pada lebih dari 9 ribu petugas kesehatan di seluruh Spanyol. Mereka menemukan bahwa setidaknya 2 persen dari mereka menderita depresi berat.

"Jumlah itu enam kali lebih tinggi daripada angka pada populasi umum sebelum pandemi," kata Jordi Alonso selaku kepala penelitian tersebut.

Selain itu, studi tersebut menemukan bahwa hampir setengah dari partisipan memiliki risiko tinggi mengalami kecemasan, gangguan stres pasca trauma, serangan panik atau masalah penyalahgunaan zat dan alkohol.

Petugas kesehatan Spanyol bukanlah satu-satunya yang menderita secara psikologis dari pandemi. Di China, tingkat gangguan mental di antara dokter dan perawat bahkan lebih tinggi, dengan 50 persen melaporkan depresi, 45 persen melaporkan kecemasan, dan 34 persen melaporkan insomnia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

Lalu survei yang dirilis pekan lalu oleh Royal College of Physicians Inggris menemukan bahwa 64 persen dokter melaporkan merasa lelah. Satu dari empat responden mencari dukungan kesehatan mental.

"Ini sangat mengerikan saat ini di dunia kedokteran,” kata Andrew Goddard sebagai presiden Royal College of Physicians, dalam sebuah pernyataan yang menyertai penelitian tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement