REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Wakaf Produktif (FWP) menyambut positif peluncuran Gerakan Wakaf Tunai. Gerakan yang digagas oleh pemerintah tersebut dinilai dapat meningkatkan penghimpunan dana wakaf secara optimal.
"Saya pikir pertumbuhannya akan sangat signifikan. Saya memperkirakan setidaknya akan tumbuh 15 persen dari capaian yang ada sekarang," kata Ketua FWP Bobby Manulang kepada Republika, Ahad (24/1).
Bobby optimistis, gerakan ini akan sangat diminati masyarakat seperti halnya yang sudah sukses diterapkan di kalangan aparatur sipil negara (ASN) lingkungan Kementerian Agama. Apabila bisa diterapkan lebih luas lagi, Bobby meyakini pertumbuhan dana wakaf akan sangat eksponensial.
Bobby menambahkan, gerakan ini akan memberikan payung edukasi dan pengembangan literasi masyarakat untuk lebih peduli dan sadar potensi serta manfaat wakaf untuk kesejahteraan umat. Agar lebih efektif, pemerintah diharapkan berkolaborasi dengan sangat erat bersama para nazir lembaga.
"Pemerintah dan nazir lembaga bisa mengusung tema bersama atau bahkan membuat sebuah proyek wakaf bersama sebagai bentuk memberikan showcase yang menarik minat masyarakat untuk berpartisipasi," tutur Bobby.
Bobby mengakui rendahnya realisasi penghimpunan dana wakaf seiring dengan rendahnya literasi tentang wakaf. Menurutnya, banyak yang tidak menyadari pentingnya wakaf sebagai sumber dana yang bisa mensejahterakan masyarakat.
Bobby menjelaskan, dana wakaf yang dihimpun bisa dijadikan sumber kapital bagi sektor-sektor ekonomi produktif yang memberdayakan umat Islam. "Sedangkan surplus wakaf disalurkan untuk aktivitas kemanusiaan," kata dia.
Selain literasi rendah, kendala lainnya yang menghambat yaitu persepsi masyarakat yang menganggap wakaf hanya lazim ditunaikan dalam bilangan-bilangan besar. Sehingga wakaf ini kerap diidentikkan sebagai ibadahnya orang kalangan menegah atas.
Persepsi ini menyebabkan wakaf tidak bisa tumbuh secara masif di Indonesia yang notabene mayoritas muslim. Akibatnya, wakaf tunai berbanding jauh dang wakaf harta tidak bergerak. Kesenjangan inilah yang menyebabkan banyak aset wakaf terbengkalai karena kurangnya sumber permodalan.
Bobby mendorong ada pola kerja sama kolaboratif antara nadzir dengan korporasi dalam aliansi strategis pengembangan aset wakaf. "Termasuk membuka peluang seluas-luasnya bagi industri keuangan syariah yang dibundling dengan program wakaf, termasuk instrumen keuangan syariah dan sukuk negara," ucap Bobby.