REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Sebanyak 5.000 dosis vaksin Sputnik V buatan Rusia tertunda pengirimannya ke Palestina karena kendala logistik. Mereka seharusnya tiba pekan lalu.
Tertundanya pengiriman vaksin membuat Palestina harus bersabar untuk memulai vaksinasi. Palestina telah tertinggal jauh oleh Israel yang telah memvaksinasi hampir 2,5 juta warganya. Laporan menyebut vaksin Sputnik V kemungkinan baru akan tiba pada Maret mendatang.
Direktur Departemen Pertolongan Pertama dan Kesehatan di Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina Dr. Kamal al-Shakhra mengatakan Palestina akan melakukan inokulasi secara bertahap. Staf medis di Tepi Barat dan Jalur Gaza adalah kalangan yang paling diprioritaskan pada tahap pertama vaksinasi. “Nanti kita bergerak untuk menyuntik para lansia, baru giliran warga biasa,” ucap al-Shakhra, dikutip laman Sputnik pada Ahad (24/1).
Menurut perkiraan, populasi Tepi Barat dan Jalur Gaza berjumlah sekitar lima juta orang. Palestina berharap dapat mendatangkan 4 juta dosis Sputnik V untuk memvaksinasi 2 juta warganya. Artinya mereka masih mengalami kekurangan pasokan vaksin. Sebanyak 5.000 dosis yang hendak dikirimkan ke sana adalah sumbangan.