REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Kementerian Luar Negeri Israel mengumumkan pada Ahad (24/1) bahwa negara itu secara resmi membuka kedutaan besarnya di Uni Emirat Arab (UEA). Sebelumnya, UEA telah mengumumkan akan membuka Kedutaan Besar di Tel Aviv.
Kedutaan Besar ini akan berlokasi di Abu Dhabi dan dibuka dengan kedatangan pejabat Israel yang ditunjuk untuk memimpin misi tersebut dan menjabat sebagai duta besar untuk Turki, Eitan Na'eh. Tempat ini akan beroperasi dari kantor sementara sampai gedung yang sesuai dapat ditemukan.
"Pembukaan kedutaan akan memungkinkan perluasan hubungan bilateral antara Israel dan UEA untuk secara cepat dan maksimal menerapkan potensi tersembunyi dalam hubungan ini," kata Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi dikutip dari Haaretz.
Menurut Kementerian Luar Negeri, kedutaan akan memajukan semua hubungan antar negara di setiap bidang dan memperluas hubungan dengan pemerintah Emirat. Selain itu, dengan adanya kedutaan tersebut lembaga ekonomi dan sektor swasta, tokoh akademis, media, dan lainnya akan ikut terjalin. Ini juga akan memajukan kepentingan Israel di negara itu dan melayani warganya di UEA.
Dalam beberapa pekan lagi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan terbang ke UEA untuk berpartisipasi dalam upacara pembukaan resmi kedutaan, yang sebelumnya telah dibatalkan dua kali karena pandemi virus corona. Netanyahu juga akan singgah di Bahrain untuk upacara di kedutaan Israel di negara itu.
Melalui akun Twitter, UEA menyetujui pendirian kedutaan di Tel Aviv pada Ahad pagi. Peristiwa ini merupakan buah dari Israel dan UEA yang menandatangani perjanjian normalisasi di Washington pada September. Sejak itu, puluhan ribu turis Israel telah mengunjungi UEA.
Israel diperkirakan akan membuka kantor komunikasi di Rabat, Maroko, dan konsulat jenderal di Dubai dalam beberapa hari mendatang. Langkah ini merupakan tambahan dari Kedutaan Besar Israel yang baru dibuka di Manama, Bahrain, yang telah beroperasi selama beberapa pekan.