Senin 25 Jan 2021 11:32 WIB

Jokowi: RI Harus Berbenah Jadi Rujukan Ekonomi Syariah Dunia

Tahun 2021 menjadi momentum tepat bagi Indonesia untuk mengembangkan ekonomi syariah.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Wakil Presiden Ma
Foto: KIP/Setwapres
Wakil Presiden Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia ditargetkan menjadi pusat rujukan ekonomi syariah dunia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan, pemerintah sedang berupaya untuk mengembangkan ekonomi syariah, termasuk dengan meningkatkan industri ekonomi syariah dan memperbaiki literasi keuangan syariah yang terbilang rendah. Sebagai catatan, Indeks Literasi Ekonomi Syariah Indonesia masih bertengger di angka 16,2 persen. 

"Kita harus mempersiapkan diri sebagai pusat rujukan ekonomi syariah global. Literasi ekonomi syariah kita masih rendah. Kita masih punya sejumlah pekerjaan rumah. Masih banyak peluang untuk dapat dioptimalkan," ujar Presiden Jokowi dalam peluncuran Gerakan Nasional Wakaf dan Peresmian Brand Syariah Nasional di Istana Negara, Senin (25/1). 

Baca Juga

Selain memperbaiki literasi ekonomi syariah, presiden melanjutkan, pemerintah juga perlu menata kembali rantai nilai halal pada sektor riil. Aspek kehalalan inilah yang diharapkan mampu mendukung sektor UMKM dan industri ekonomi kreatif dalam mengembangkan produk-produknya. 

Tak hanya itu, persiapan menjadikan Indonesia sebagai pusat rujukan ekonomi syariah dunia juga dilakukan melalui pembentukan Bank Syariah Indonesia. Bank hasil merger tiga bank syariah, yakni Bank BRIsyariah, BNI Syariah, dan Mandiri Syariah ini rencananya akan diluncurkan awal Februari 2021. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement