REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia ditargetkan menjadi pusat rujukan ekonomi syariah dunia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan, pemerintah sedang berupaya untuk mengembangkan ekonomi syariah, termasuk dengan meningkatkan industri ekonomi syariah dan memperbaiki literasi keuangan syariah yang terbilang rendah. Sebagai catatan, Indeks Literasi Ekonomi Syariah Indonesia masih bertengger di angka 16,2 persen.
"Kita harus mempersiapkan diri sebagai pusat rujukan ekonomi syariah global. Literasi ekonomi syariah kita masih rendah. Kita masih punya sejumlah pekerjaan rumah. Masih banyak peluang untuk dapat dioptimalkan," ujar Presiden Jokowi dalam peluncuran Gerakan Nasional Wakaf dan Peresmian Brand Syariah Nasional di Istana Negara, Senin (25/1).
Selain memperbaiki literasi ekonomi syariah, presiden melanjutkan, pemerintah juga perlu menata kembali rantai nilai halal pada sektor riil. Aspek kehalalan inilah yang diharapkan mampu mendukung sektor UMKM dan industri ekonomi kreatif dalam mengembangkan produk-produknya.
Tak hanya itu, persiapan menjadikan Indonesia sebagai pusat rujukan ekonomi syariah dunia juga dilakukan melalui pembentukan Bank Syariah Indonesia. Bank hasil merger tiga bank syariah, yakni Bank BRIsyariah, BNI Syariah, dan Mandiri Syariah ini rencananya akan diluncurkan awal Februari 2021.