REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo mengatakan learning loss bisa diminimalisir dengan memperbaiki teknis pembelajaran jarak jauh. Salah satu yang bisa didorong, kata dia adalah memanfaatkan teknis pembelajaran kombinasi antara virtual dan tugas secara offline.
"Pembelajaran virtual bisa dikombinasikan. Atau seperti di Jakarta, teknik pembelajaran virtual melalui Zoom atau Google Meet sebagai pengantarnya, lalu memberikan tugas," kata Heru, dihubungi Republika.co.id, Senin (25/1).
Selain itu, pembelajaran campuran yang dimaksud juga bisa berupa anak diminta melihat suatu tayangan. Setelah itu, anak diminta untuk mempraktikan hal yang sama seperti tayangan tersebut.
Walaupun demikian, ia mengatakan cara ini hanya akan efektif jika dilakukan di kota besar atau daerah dengan jaringan internet yang memadai. Tantangan lain akan terjadi di daerah yang sulit melakukan pembelajaran daring.
"Artinya, kalau sudah seperti itu bagaimana meminimalisir agar tidak terjadi learning loss atau kehilangan kompetensi yang lebih banyak? Untuk saat ini, dengan memberikan pelatihan kepada guru agar bisa melaksanakan pembelajaran campuran, itu di antaranya," kata dia lagi.
Lebih lanjut, menurutnya learning loss yang terjadi saat ini di kalangan siswa Indonesia bisa lebih dari 20 persen. Hal ini akan sangat berpengaruh kepada siswa, apalagi untuk kelas XII. Mereka akan mendaftar ke perguruan tinggi melalui tes seleksi.
Selain itu, kelas XII SMK juga akan mengalami kesulitan untuk terjun ke dunia kerja. Sebab, siswa SMK sangat membutuhkan pembelajaran praktik. Sementara saat ini pembelajaran yang bertemu langsung dikurangi intensitasnya.