REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan anak harimau sumatra (Panthera tigria sumatrae) yang terkena jerat di perkebunan masyarakat di Kabupaten Aceh Tenggara hingga kini masih dirawat intensif.
"Dari hasil pemeriksaan dan penanganan tim medis, kondisi anak harimau sumatra tersebut butuh perawatan khusus dan kini masih dirawat intensif untuk penyembuhan luka kaki depan sebelah kanan akibat terkena jerat," kata Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto di Banda Aceh, Senin (25/1).
Sebelumnya, tim BKSDA bersama mitra mengevakuasi anak harimau diperkirakan berusia satu hingga 1,5 tahun terkena jerat di kebun masyarakat di Desa Gulo, Kecamatan Darul Hasanah, Kabupaten Aceh Tenggara, Sabtu (23/1).
Kondisi anak harimau saat ditemukan sangat lemah dan mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Hasil pemeriksaan tim medis, diperkirakan anak harimau tersebut tiga hari terkena jerat sebelum dievakuasi.
"Anak harimau tersebut berkelamin jantan dengan berat 45 hingga 50 kilogram. Saat ini, dirawat intensif di Kantor BPTN Wilayah II BBTNGL di Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara," kata Agus Arianto.
Agus Arianto mengatakan jika perkembangan kesehatan anak harimau tersebut semakin baik setelah pemulihannya nanti, maka akan dipersiapkan rencana pelepasliaran ke habitat alaminya.
"Proses pelepasliaran akan melibatkan para pihak, terutama pemerintah daerah dan masyarakat setempat guna menjamin keselamatan harimau di habitat alaminya," kata Agus Arianto.