REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Populasi Sapi Pasundan yang merupakan salah satu kekayaan ternak lokal Indonesia yang telah dipelihara secara turun-menurun oleh masyarakat peternak Jawa Barat (Jabar) sebagai sumber penghidupan, tergerus oleh alih fungsi lahan untuk kepentingan industri.
"Kalau populasi pas zaman Gubernur Ahmad Heryawanitu 35 ribu lebih itu tahun 2017, tapi kalau sekarang itu sekarang hampir 20 sampai 25 ribuan. Kenapa demikian karena sudah banyak alih fungsi lahan. Seperti pembangunan kawasan industri," kata Kepala Bidang Produksi Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Aida Rosana, Senin (25/1).
Aida menuturkan alih fungsi lahan tersebut membuat para peternak Sapi Pasundan tidak bisa berternak lagi padahal jenis sapi tersebut memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan jenis sapi lainnya seperti lebih tahan terhadap faktor cuaca dan dagingnya lebih berkualitas.
Menurut dia, Pemprov Jabar bertekad akan terus melakukan pengembangan terhadap Sapi Pasundan agar bisa menggenjot kembali populasi sapi tersebut walaupun pada tahun lalu terhambat oleh perubahan (refocusing) anggaran untuk penanggulangan Covid-19.
"Kita akan kembangkan, tapi tadinya mau 2020, tapi karena ada refocusing, jadi kita ingin mengembangkan sapi pasundan di Kabupaten kuningan dan Kabupaten Garut," kata dia.