Selasa 26 Jan 2021 02:00 WIB

China Geser AS Jadi Nomor Satu Tujuan Investasi Asing

Investasi langsung ke perusahaan China naik 4 persen.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Bendera nasional China.
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Bendera nasional China.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China telah melampaui AS sebagai tujuan utama dunia untuk investasi asing langsung (foreign direct investment atau FDI). Hal ini menurut angka PBB yang dirilis pada hari Ahad (25/1).

Investasi baru ke AS dari perusahaan luar negeri turun hampir setengahnya tahun lalu, yang menyebabkan hilangnya status nomor satu AS. Sebaliknya, angka PBB menunjukkan investasi langsung ke perusahaan China naik 4 persen, menjadikannya nomor satu secara global.

Baca Juga

Peringkat teratas menunjukkan pengaruh China yang semakin meningkat di panggung ekonomi dunia.

China memiliki 163 miliar dolar AS arus modal masuk (inflow) tahun lalu. Sementara, arus modal keluar sebesar 134 miliar dolar AS, menurut Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) dalam laporannya.

Pada 2019, AS menerima 251 miliar dolar AS dalam bentuk investasi asing langsung baru sementara China menerima 140 miliar dolar AS.

Meskipun China mungkin nomor satu untuk investasi asing baru, AS masih mendominasi dalam hal total investasi asing. Ini mencerminkan dekade yang dihabiskannya sebagai lokasi paling menarik bagi bisnis asing yang ingin berekspansi ke luar negeri.

Namun para ahli mengatakan angka tersebut menggarisbawahi langkah China menuju pusat ekonomi global yang telah lama didominasi oleh AS, ekonomi terbesar dunia.

China, yang saat ini terlibat dalam perang dagang dengan AS, telah diprediksi akan melompati posisi nomor satu pada tahun 2028, menurut Pusat Penelitian Ekonomi dan Bisnis (CEBR) yang berbasis di Inggris.

Investasi asing di AS mencapai puncaknya pada tahun 2016 pada 472 miliar dolar AS, ketika investasi asing di China mencapai 134 miliar dolar AS. Sejak itu, investasi di China terus meningkat, sementara di AS turun setiap tahun sejak 2017.

Pemerintahan Trump mendorong perusahaan-perusahaan Amerika untuk meninggalkan China dan memulai kembali operasi di AS.

Ia juga memperingatkan perusahaan dan investor China bahwa mereka akan menghadapi pengawasan baru ketika berinvestasi di Amerika, berdasarkan alasan keamanan nasional.

Sementara ekonomi AS telah berjuang sejak wabah Covid-19 tahun lalu, ekonomi China telah meningkat pesat.

Pertumbuhan ekonomi China, diukur dalam produk domestik bruto (PDB), tumbuh 2,3 persen pada 2020, menurut data resmi bulan ini.

Ini menjadikan China satu-satunya ekonomi utama di dunia yang menghindari kontraksi tahun lalu.  Banyak ekonom terkejut dengan kecepatan pemulihannya, terutama karena hubungan yang tegang dengan AS.

Secara keseluruhan, investasi asing langsung (FDI) global turun drastis pada tahun 2020, turun 42 persen, menurut laporan UNCTAD. FDI biasanya melibatkan satu perusahaan yang mengendalikan perusahaan di luar negeri, biasanya melalui merger atau akuisisi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement