Selasa 26 Jan 2021 07:17 WIB

Estonia Punya Perdana Menteri Perempuan Pertama

Kaja Kallas menjadi perdana menteri perempuan pertama yang memimpin Estonia

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Kaja Kallas menjadi perdana menteri perempuan pertama yang memimpin Estonia. Ilustrasi.
Foto: Valda Kalnina/EPA
Kaja Kallas menjadi perdana menteri perempuan pertama yang memimpin Estonia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, VILNIUS - Estonia kini memiliki perdana menteri (PM) perempuan pertama pada Senin (25/1) waktu setempat. Pemimpin Partai Reformasi Kaja Kallas menjadi PM setelah parlemen menyetujui pencalonannya menyusul pengunduran diri PM Juri Ratas.

Juri Ratas diketahui mundur karena adanya penyelidikan pengembangan properti oleh partainya, Partai Tengah. Bergantinya PM menandai berakhirnya kekuasaan Partai Rakyat Konservatif Estonia sayap kanan dan populis atau dikenal EKRE dalam koalisi pemerintahan di negara Baltik itu.

Baca Juga

Kallas kemudian dilaporkan akan mengambil sumpah jabatannya pada Selasa (26/1) waktu setempat. Dalam wawancaranya, Kallas mengedepankan krisi kesehatan saat pertama dia menjabat.

"Hal pertama yang akan kami tangani adalah krisis kesehatan," kata Kallas menyinggung pandemi virus corona dikutip BNS wire.

"Sasaran kami adalah menjaga Estonia seterbuka mungkin sehingga orang dapat pergi bekerja, anak-anak bersekolah, dan melanjutkan kegiatan ekonomi," ujarnya menambahkan.

Selain itu, Kallas telah berjanji untuk mendefinisikan pernikahan secara ketat sebagai persatuan antara pria dan wanita, yang merupakan kebijakan pemerintah sayap kanan sebelumnya. Di sisi lain, dia berjanji untuk melarang investasi lebih lanjut di industri bahan bakar fosil.

Pemerintahan koalisi Ratas runtuh setelah Kantor Jaksa Penuntut Umum Estonia mengumumkan pada 12 Januari bahwa pihaknya mencurigai Partai Tengah dan lima orang, termasuk Sekretaris Jenderal Partai Mihhail Korb terlibat dalam kasus korupsi. Ratas, yang telah menjadi perdana menteri Estonia sejak November 2016, mengumumkan pengunduran dirinya pada 13 Januari.

Partai Tengah menyatakan tidak akan memimpin pemerintahan baru. Hal ini secara efektif menyerahkan perannya kepada Partai Reformasi. Partai Reformasi hanya akan memiliki tujuh dari 15 menteri di kabinet dua partai. Pada 2019 Partai Reformasi menang pemilu tapi dikalahkan oleh Ratas.

Pada kabinet baru ini, enam menteri adalah wanita. Delapan berusia 30-an hingga 40-an tahun termasuk Kallas yang berusia 43 tahun. Ratas tidak berada di kabinet baru tetapi tetap menjadi ketua partai Pusat.

Estonia merupakan negara yang masuk dalam Uni Eropa dengan populasi 1,3 juta penduduk. Pemilihan umum republik Baltik itu berikutnya dijadwalkan pada awal 2023.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement