REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta telah membeli lima lahan pemakaman baru dengan total luas sekitar 3,3 hektare. Kebijakan itu diambil untuk mengatasi krisis lahan pemakaman di Ibu Kota.
Nantinya, lahan baru itu tidak hanya digunakan untuk pemakaman jenazah akibat virus corona, tapi juga non-Covid-19. "Jumlahnya dari lima lokasi itu sekitar 3,3 hektare. Satu petak makam itu memerlukan 3,75 meter persegi," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzi Marsitawati di Balai Kota Jakarta, Senin (25/1).
Adapun lima TPU yang baru dibeli lahannya oleh Pemprov DKI, yakni di Srengseng Sawah, Dukuh, Semper, Joglo, dan Bambu Wulung. Pembelian itu menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) DKI tahun 2020.
Suzi menjelaskan, lima lahan yang baru saja dibeli itu tidak dikhususkan untuk makam jenazah Covid-19 saja. Namun juga, untuk mengakomodasi pemakaman jenazah yang meninggal bukan akibat virus corona.
"Jadi kayak kita perluasan kan. Kita juga harus mengakomodasi jenazah yang non-Covid, entar taruh di mana (kalau tidak ada lahannya)?" jelas Suzi.
Dia menyampaikan, petugas dalam sehari, melakukan pemakaman dengan protap Covid-19 terhadap kurang lebih 100 jenazah. Sedangkan pemakaman akibat non-Covid angkanya sekitar 90 jenazah per hari. "Jadi ada 190 orang yang harus makamkan (setiap hari)," ujar Suzi.
Meski demikian, Suzi menambahkan, seluruh lahan pemakaman baru itu belum bisa digunakan. Pasalnya, jajarannya masih melakukan penataan terhadap lahan tersebut. "Sekarang kan kondisinya memang belum ditata, jadi sedikit lagi kita akan tata. Seperti Srengseng Sawah kita lihat, toh kita sudah tarik benang, kita luruskan supaya nanti dipenataan kita tanam rumput,"ujar Suzi.