REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly mengeluarkan perintah menteri untuk memberlakukan jam malam di sejumlah wilayah di utara Semenanjung Sinai. Langkah ini diberlakukan beberapa hari sebelum peringatan 10 tahun revolusi Mesir 25 Januari 2011 lalu.
"Jam malam akan diberlakukan di seluruh perbatasan distrik Tal Rafah dan kota Al-Arish, mulai distrik barat Al-Awja sampai barat Jabal Al-Halal, lurus terus sampai perbatasan Rafah," kata perintah Madbouly seperti dikutip Middle East Monitor, Selasa (26/1).
Surat kabar Mesir Al-Ahram melaporkan jam malam akan dimulai dari pukul '19.00 hingga 06.00 pagi keesokan harinya. Sementara di Al-Arish mulai dari 01.00 sampai 05.00 pagi dini hari'.
Kebijakan ini mulai berlaku dari Ahad (24/1) 01.00 waktu setempat sampai akhir masa darurat nasional. Status yang baru-baru ini perpanjang Presiden Abdel Fattah Al-Sisi untuk tiga bulan ke depan.
Pada 25 Januari 2011 lalu rakyat Mesir menggulingkan Hosni Mubarak saat revolusi Arab Spring. Peristiwa itu mengejutkan banyak pihak.
Rezim otoriter Mubarak yang hingga kini dianggap memiliki tatanan kediktatoran paling kuat runtuh oleh tekanan pengunjuk rasa dan lemahnya ikatan sosial elite politik. Militer berpaling dari rezim di detik-detik paling krusial.