REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping memperingatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengenai risiko perang dingin yang baru bila ia melanjutkan kebijakan proteksionisme yang dikembangkan Donald Trump. Hal ini Xi sampaikan dalam pidatonya di pertemuan virtual World Economic Forum.
Xi menyerukan pendekatan multilateral dalam upaya mengatasi krisis ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19. Ia mengatakan pandemi seharusnya tidak digunakan sebagai alasan menarik diri dari globalisasi yang mengedepankan 'pemisahan dan pengasingan'.
Xi menghindari menyebutkan nama Biden atau AS dalam pidato pertamanya sejak Trump meninggalkan Gedung Putih pekan lalu. Tetapi ia menegaskan Beijing tidak akan bersedia didikte oleh Washington.
"Membangun lingkar kecil atau memulai perang dingin yang baru, menolak, mengancam atau mengintimidasi pihak lain, atau menerapkan pemisahan sepenuhnya, mengganggu pasokan dan menerapkan sanksi dan menciptakan isolasi atau pengasingan, hanya akan mendorong dunia ke perpecahan dan konfrontasi yang lebih buruk lagi," kata Xi seperti dikutip the Guardian, Selasa (26/1).
Dalam pidatonya tahun ini Xi mengulang pembelaannya pada multilateralisme seperti yang ia sampaikan di Davos empat tahun yang lalu. Xi mengatakan satu-satunya alternatif dari multilateralisme adalah hukum rimba. "Tidak ada masalah global yang dapat dipecahkan oleh satu negara saja, harus ada gerakan global, respon global dan kerja sama global," tambahnya.