Selasa 26 Jan 2021 16:17 WIB

Usai Periksa Ambroncius, Bareskrim Kumpulkan Bukti

Ambroncius diajukan 25 pertanyaan terkait dugaan rasisme terhadap Natalius Pigai.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Logo Bareskrim Mabes Polri.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Logo Bareskrim Mabes Polri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Bereskrim Polri telah melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku rasisme, Ambroncius Nababan. Pihak kepolisian masih mengumpulkan alat-alat bukti dan pemeriksaan terhadap saksi-saksi.

"Semuanya sedang proses ke depannya penyidik akan mengumpulkan bukti-bukti kejadian tersebut akan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan juga saksi ahli," ujar Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Polisi Rusdi Hartono dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (26/1).

Baca Juga

Menurut Rusdi, pemeriksaan saksi terlapor dilakukan pada Senin (25/1) malam WIB. Dalam pemeriksaan tersebut, Ambroncius dicecar sebanyak 25 pertanyaan terkait dugaan kasus rasisme yang dilakukan di akun Facebook. Setelah pemeriksaan, kata Rusdi, yang bersangkutan tidak ditahan dan dipersilakan untuk kembali ke kediamannya.

"Tentunya Bareskrim akan menangani masalah ini secara profesional, transparan dan akuntabel, perkembangan-perkembangan lain tentunya akan kami sampaikan kepada rekan-rekan sekalian," tegas Rusdi.

Pada Senin (25/1) malam Ambroncius dengan mengenakan baju merah bertuliskan Projamin warna merah memenuhi panggilan penyidik Bareskrim Polri untuk dilakukan pemeriksaan terkait kasus rasisme terhadap tokoh Papua, Natalius Pigai. Ambroncius dilaporkan ke Polda Papua Barat atas tindakan rasisnya terhadap mantan Komisioner Komnas HAM tersebut di media sosial Facebook.

"Sebenarnya saya harusnya menghadap dua hari lagi, tapi karena kita sebagai Ketum Projamin saya terpanggil untuk sampaikan bahwa saya ini bertanggung jawab. Saya enggak lari dan tidak akan ingkar dari hukum karena saya akan hadapi dengan hati yang tulus," ujar politikus Partai Hanura tersebut.

Lebih lanjut, Ambroncius membantah telah berbuat rasis terhadap Natalius Pigai yang mengkritik kebijakan pemerintah terkait vaksin Sinovac. Ia mengaku unggahan yang terindikasi berbau rasisme itu sebagai sindiran bukan hinaan. Dalam unggahan di akun Facebooknya, Ambroncius menyandingkan foto Natalius Pigai dengan seekor gorila dengan disertai kata-kata yang dianggap melecehkan.

"Isunya sebenarnya itu hanya untuk untuk pribadi jadi saya dengan pribadi Natalius Pigai. Jadi sekarang sudah mulai berkembang jadi rekan-rekan saya melakukan perbuatan rasis sebenarnya enggak ada, saya bukan rasis,"

Diketahui, Natalius memberikan komentar terkait sikap pemerintah yang mewajibkan warga negara Indonesia untuk divaksin. Namun menurutnya, pemerintah tidak boleh memaksa jika ada warga negara yang menolak untuk di Vaksin. Natalius menyebut bahwa keinginan untuk divaksin atau tidak adalah Hak Asasi Manusia.

Melalui melalui akun Facebook-nya, Ambroncius menanggapi sikap Natalius tersebut dengan kata-kata rasisnya. Sikap rasis tersebut yang kemudian yang menjadi perbincangan hangat publik akhir-akhir ini. Namun belakangan, tulisan rasis Ambroncius tersebut telah dihapus.

"Mohon maaf yg sebesar-besarnya. Vaksin Sinovac itu dibuat utk MANUSIA bukan utk GORILLA apalagi KADAL GURUN. Karena menurut UU Gorilla dan kadal gurun tidak perlu di Vaksin. Faham?” tulis Ambroncius.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement