Selasa 26 Jan 2021 16:42 WIB

Ambroncius Bantah Rasisme, Ini Kata Pegiat HAM

Rasisme kepada satu orang atau banyak orang tetap merupakan tindakan rasisme.

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Rasisme terhadap warga Papua (Ilustrasi).
Foto: Republika/ Wihdan
Rasisme terhadap warga Papua (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) Sandra Moniaga menilai, sikap Ketua Relawan Pro Jokowi Amin (Projamin) Ambroncius Nababan terhadap tokoh Papua, Natalius Pigai, itu bentuk rasialisme. Itu disampaikan menanggapi pernyataan Ambroncius yang menyangkal jika dirinya bersikap rasisme terhadap mantan komisioner Komnas HAM tersebut.

"Itu pembelaan yang bersangkutan. Apa pun alasannya ya tetap bentuk sikap rasis yang bersangkutan," kata Sandra saat dihubungi melalui pesan singkat, Selasa (26/1).

Baca Juga

Dalam pembelaannya, Ambroncius mengaku, sikapnya terhadap Pigai merupakan sindiran, bukan hinaan. Ia juga menyatakan, unggahan pada akun Facebook ditujukan untuk Pigai seorang, bukan untuk masyarakat Papua pada umumnya. 

Namun, Sandra mengatakan, rasisme kepada satu orang atau banyak orang tetap merupakan tindakan rasisme. "Saudara Natalius Pigai adalah orang asli Papua, jadi sangat wajar kalau banyak orang asli Papua lain yang tersinggung juga," tutur Sandra.

Penyidik Bereskrim Polri telah melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku rasisme, Ambroncius Nababan. Namun, Bareskrim Polri tidak melakukan penahanan terhadap politikus Partai Hanura tersebut. 

Kepolisian masih mengumpulkan alat-alat bukti dan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Kepolisian juga akan mengusut kasus rasisme yang diduga dilakukan Ambroncius dengan transparan.

"Tentunya, Bareskrim akan menangani masalah ini secara profesional, transparan, dan akuntabel. Perkembangan-perkembangan lain tentunya akan kami sampaikan kepada rekan-rekan sekalian," kata Rusdi. 

Diketahui, Natalius memberikan komentar terkait sikap pemerintah yang mewajibkan warga negara Indonesia untuk divaksin. Namun, menurutnya, pemerintah tidak boleh memaksa jika ada warga negara yang menolak untuk divaksin. 

Natalius menyebut bahwa keinginan untuk divaksin atau tidak adalah Hak Asasi Manusia. Melalui akun Facebooknya, Ambroncius menanggapi sikap Natalius tersebut dengan kata-kata rasialisme. 

Sikap rasialisme tersebut yang kemudian yang menjadi perbincangan hangat publik akhir-akhir ini. Belakangan, tulisan rasis Ambroncius tersebut telah dihapus.

"Mohon maaf yg sebesar-besarnya. Vaksin sinovac itu dibuat utk MANUSIA bukan utk GORILLA apalagi KADAL GURUN. Karena menurut UU Gorilla dan kadal gurun tidak perlu di Vaksin. Faham?” tulis Ambroncius. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement